First of all, waktu ngurus-ngurus ini aku
masih gak paham apa itu visa. Ternyata adalah semacam izin yang menyatakan aku
berhak tinggal di suatu negara selama periode tertentu. Visa ini cukup menguras
tenaga dan mental untuk aku karena benar-benar harus bolak-balik terus. Alhamdulillah-nya,
aku dibantu sama agen dari IDP. Kalian aku sarankan buat pakai agen juga deh, gratis
kok. Paling gak kan udah bikin kita gak mikir pengajuan visanya, kita tinggal
memberikan dokumen aja ke agen itu. Tapi kalau mau maju sendiri juga tidak
masalah.
Sumber: UK Gov |
Pengajuan visa ini melalui
laman https://www.gov.uk/student-visa/apply-online. Penjelasan dan
syarat-syarat sudah dijelaskan disana dan cek laman itu aja untuk lihat
persyaratan terbaru (siapa tau berubah kan). Tapi waktu aku pengajuan
syarat-syaratnya adalah sbb:
- paspor yang masih berlaku - paling maksimum 1 tahun sebelum tanggal keberangkatan;
- pas foto berwarna - latar putih dengan ukuran 4.5 cm x 3.5 cm dan diusahakan dengan baju berwarna selain putih;
- CAS;
- ijazah dan transkrip pendidikan terakhir - versi asli (Indonesia) dan terjemahan (Inggris);
- kartu keluarga - versi asli (Indonesia) dan terjemahan (Inggris);
- akta kelahiran - versi asli (Indonesia) dan terjemahan (Inggris);
- sertifikat IELTS;
Untuk pengajuan, kamu diminta
untuk memasukkan alamat surel, mengisi data pribadi, pendanaan, detail paspor,
detail keluarga, riwayat bepergian, akomodasi di negara tujuan, catatan
kriminal, pekerjaan, dan mengenai perkuliahan. Kemudian kita diminta untuk
mengunggah dokumen-dokumen tadi dan ditambah dengan hasil tes tuberkulosis
(hah?) Iya aku jelasin setelah ini.
Salah satu syarat yang bikin bolak-balik nih ya adalah tes TBC
(WAJIB!). Tes ini bisa dilakukan di beberapa RS yang disetujui oleh pemerintah
Inggris. Di Indonesia itu ada beberapa
tempat
dan aku pilih di RSPI Bintaro karena paling dekat dari kos dengan biaya Rp.
555.000. Reservasinya bisa ke nomor tertera (ada formatnya) dan nanti
akan ditanyakan kapan mau tesnya. Waktu itu aku hubungin WhatsAppnya di tanggal
29 Januari dan tes di tanggal 30 Januari 2024 (berangkatnya sedikit kehujanan 🙁).
Sebelum ke RS untuk pemeriksaan, bawa 1 lembar fotokopi
paspor/paspor aslinya juga boleh, KTP asli, dan 2 lembar pas foto berlatar
belakang warna bebas berukuran 4x6. Waktu itu untungnya aku gak lagi ramai,
jadi pendaftarannya tidak lama. Aku diantar oleh asisten disana untuk
kesana-sini untuk dites. Kurang lebih selama 20 menit, seluruh tesnya selesai
dan hasilnya langsung bisa diambil keesokan harinya. Sebenarnya di hari yang
sama sih kalo aku kemarin, tapi aku ketiduran dan baru notice waktu
sudah jam tutup kantor.
Kembali ke pengajuan visa, setelah semuanya selesai, kita diminta
untuk membayar biaya immigration healthcare surcharge (IHS). IHS ini
adalah biaya untuk layanan kesehatan gratis (dengan beberapa pengecualian)
selama di Inggris. Biayanya adalah GBP 1.035 (fantastic!). Selain
itu, kita harus membayar biaya pendaftaran visanya sebesar USD 641.
Sebelum membayar, kita diminta untuk memilih lokasi untuk mengambil biometric
residence permit (BRP). BRP ini akan menggantikan visa kita selama setahun
kedepannya. Jika semuanya terbayar, maka kita akan diarahkan ke laman pihak
ketiga (VFS) untuk memberikan paspor kita.
Selama di laman VFS, kita diminta untuk mengunggah IELTS,
transkrip dan ijazah, LOG, paspor, LoA unconditional, CAS, akta
kelahiran, kartu keluarga, KTP, bukti pekerjaan (SK PNS kalau aku), dan hasil
TBC. Semua dokumen-dokumen dasar diunggah dalam bahasa Indonesia dan
terjemahannya (Inggris). Setelah itu kita akan diminta untuk memilih tempat dan
waktu untuk memberikan paspor kita untuk diproses. Waktu itu, alhamdulillah-nya,
aku bisa langsung memilih esok hari setelah semuanya selesai karena tidak ada
antrian di hari itu. Nah ini lah yang untung-untungan ya gais, kadang tempatnya
rame soalnya. Tempat yang aku pilih adalah VFS Kuningan City.
VFS Kuningan City (sumber: Javanic Blue) |
Saat hari-H, aku datang beberapa menit sebelum waktu seharusnya.
Tempatnya rame asli, untungnya yang mau ke UK gak banyak. Lebih banyak ke
negara lain. Aku masuk dengan membawa laptop yang ternyata gak dibolehkan.
Akhirnya aku harus menitipkan ke loker di lobi depan dan harus dibungkus dengan
tas dari mereka yang mana membuat aku harus membayar uang yang bisa untuk dua
kali makan (HAHAHAH). Tapi ya sudahlah. Aku dilayani dengan baik oleh petugas
VFS-nya. Setelah menyerahkan paspor, kita diminta untuk merekam sidik jari dan
selesai deh prosesnya. Petugas mengatakan bahwa prosesnya akan selesai 15 hari
kerja (3 minggu). Tapi ternyata dalam satu minggu punyaku selesai (alhamdulillah).
Selesailah perjuangan mendapatkan visa. Yang bikin capek adalah bolak-balik ke Kuningan City-nya dengan kendaraan umum, ada berkas yang lupa diterjemahkan juga, dan mempersiapkan dokumen-dokumennya. Tapi yang penting sudah terlewati. Kalau ingat waktu ngurus ini, keren juga aku bisa kuat kesana-sini di Jakarta ya.
0 Comments