Advertisement

Responsive Advertisement

Merak Besar - Sebuah Pulau Kecil di Barat Jawa

Hari ini, 23 Juli 2019 bersama 6 temanku aku bertolak ke sebuah pulau yang tidak familiar sebagai tempat wisata yang terkenal maupun ternama. Pulau ini tidak berpenghuni dan tidak dikelola oleh siapapun sepertinya. Masih dijaga oleh penunggu aslinya, sang monyet beserta kawanannya yang menginginkan makanan dari para pengunjungnya. Pulau itu dinamakan Pulau Merak Besar atau biasa disebut Pulau Besar saja. 

Pesona salah satu sisi pantai di Pulau Merak Besar

Pulau ini adalah satu diantara dua pulau yang ada di Merak. Selain pulau ini ada pula Pulau Merak Kecil atau Pulau Kecil yang terletak tidak jauh dari pulau ini. Memang ukuranlah yang menjadi asal usul dari nama pulau ini. Pulau Kecil memiliki pantai yang lebih berpasir daripada Pulau Besar namun juga tidak memiliki kerimbunan hutan seperti yang Pulau Besar punya. Selain itu, Pulau Besar juga mempunyai bukit kecil yang bisa dibuat untuk melihat Pelabuhan Merak dari ketinggian. Bebatuan dan terumbu karang pinggiran pesisirnya pun tak kalah bagus dan memuaskan mata. 

Rencana pelesiran ini merupakan rencana dari seminggu sebelumnya. Faqih bercerita ke aku bahwa dia ingin mencoba merasakan naik kereta lokal (dimana aku sudah pernah mencobanya). Lalu aku juga kebetulan memiliki rencana untuk bepergian sehabis UAS yang jauh dan memang rencana ingin naik kereta saja lalu pulang lagi. Berhubung ada teman, jadilah saya agak memperjauh rencana. Kami tambahkan Pulau Besar sebagai tujuan kami. 

Prahara timbul. Saya teringat saya punya keinginan untuk jalan-jalan dengan teman-teman se-organisasi saya, IPTEK dan Jurnalistik STMKG (IPJ STMKG). Akhirnya saya mengajak mereka pada hari Minggu dan hasilnya ada 5 orang lain yang ikut selain aku dan Faqih. Mereka adalah Wandes, Ina, Maya, Nur dan Anggi. Sebenarnya Kharis juga ingin ikut namun ternyata di hari-H dia memilih untuk melanjutkan tidur setelah menyelesaikan UAS di hari sebelumnya. 

Di H-1, saya memperingatkan mereka untuk membawa semua yang dibutuhkan untuk kebutuhan selama jalan-jalan, termasuk baju ganti, uang, makanan pribadi dan kebahagiaan. Saya juga mengingatkan bahwa perjalanan akan dimulai dari sangat pagi dan berakhir sangat malam. Saya juga memperingatkan untuk membawa bekal saja agar menghemat pengeluaran. Walhasil, Nur memasakkan kami terong balado yang enak sekali seperti kala itu waktu buka bersama.

Sebelum berangkat di Stasiun Pondok Ranji. Katanya, Anggi lupa membawa dompet,
ini hanya alasan untuk minta dibayarin kan Nggi? Haha

Hari-H, pukul 5.00 WIB pagi setelah sholat shubuh, saya menghampiri Nur terlebih dahulu dan beli segala yang dititipkan oleh anak-anak lain. Termasuk gorengan 30 biji yang mereka titipkan kepada saya. Setelah semua persiapan cukup, saya berangkat menggunakan ojek daring ke Stasiun Pondok Ranji. Di Pondok Ranji, kami menunggu kurang lebih 30 menit lalu kami berangkat menuju Rangkasbitung. Perjalanan ke Rangkasbitung menggunakan KRL menghabiskan uang Rp. 7000 untuk tiket dan waktu sekitar hampir 1,5 jam. 

Sesampainya di Rangkasbitung kami membeli tiket kereta lokal Merak terlebih dahulu. Tiketnya murah meriah, hanya Rp. 3000 dan kamu sudah bisa menikmati gerbong yang nyaman. Setelah tiket aman, kami menuju warung makanan untuk makan pagi. Selama makan pagi, seperti kebiasaan kami, dihiasi oleh "kultum pagi" dari Nur hahaha. Saya memakan bekal yang saya bawa dan setelah habis kami segera siap-siap untuk berangkat. Tak terasa kereta sudah datang dan kami langsung duduk ambil gerbong belakang. 

Ina, Nur dan Maya, 3 taruni kebal panas

Gerbong tak terlihat ramai sehingga suasana cukup kondusif dengan ac yang dingin dan keadaan yang bersih. Selama di kereta kami berbincang-bincang biasa dan tak terasa 2 jam berlalu, kami sampai di Stasiun Merak. Stasiun ini hanya beroperasi untuk kereta lokal dan terletak pas di sebelah Pelabuhan Merak. Bahkan ada tangga yang langsung menghubungkan stasiun dengan pelabuhan. Jalan keluar stasiun ini cukup jauh, dan menurut saya tidak standar untuk disebut jalan keluar karena tidak ada jalan yang jelas di ujung jalannya (?). Lupakan. 

Sampai di Stasiun Merak

Setelah itu, kami menempuh perjalanan menuju dermaga penyeberangan dengan menggunakan angkot dengan biaya Rp. 5000. Kami langsung diantarkan sampai ke depan dermaga. Di depan dermaga kami ditarik biaya Rp. 25.000 untuk menyeberang pulang pergi. Menurut saya ini tarif yang murah. Tidak perlu menunggu lama, setelah proses pembayaran selesai, kami langsung naik ke perahu yang dinamakan "Tayo" oleh pemiliknya ini. Perjalanan membutuhkan waktu yang sebentar, sekitar 10 menit melewati Pulau Kecil dan Terminal Eksekutif Pelabuhan Merak. Kami diturunkan di sisi timur dari pulau ini, tepat menghadap ke Pelabuhan Merak. 

Foto skuy!

Setelah turun kami mencari tempat untuk meletakkan barang-barang kami dan dapatlah sebuah tempat yang dirasa cukup teduh di bawah pohon. Ternyata, kami menemukan sebuah tangga ke atas bukit dan kami mendakinya. Diatas sana ternyata ada beberapa makam dengan nama yang saya tidak ingat, ada salah satu makam yang terletak di dekat pepohonan dan menurut saya itu unik. Setelah puas di atas tidak dapat melakukan apa apa, kami turun kembali dan menggelar alas untuk melaksanakan makan siang. Makan siang kali ini, kami disuguhi banyak menu yang kami bawa dan menu favorit adalah "Terong Balado" yang dibuat oleh Nur. Terimakasih Nur telah menyuguhkan salah satu menu favorit. 

Look at our big menu today!

Setelah puas makan, kami berpindah tempat ke sisi selatan pulau dan sholat terlebih dahulu. Setelah sholat kami bermain-main air. Oh iya, pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang, sehingga kalian bisa main-main sampai agak ke tengah karena tidak terlalu dalam dan masih bisa berdiri di atas karang-karang. Bahkan ketika surut, orang ketengah untuk memancing ikan. Di beberapa sisi pulau juga ada tower tower untuk navigasi kapal yang saya kurang paham juga fungsinya apa. 

Akhirnya saya mengalami kebosanan dengan bermain air. Akhirnya saya menginisiasi untuk keliling pulau ini. Nur dan Maya tertarik untuk ikut. Kami berangkat dengan harapan jam 3 sudah berada di titik awal kami berkumpul. Mengelilingi pulau ini bisa dibilang sangat saya sarankan karena beberapa sisi pulau ini terdapat keindahan yang tidak ditemukan di semua sisi. Ada beberapa sisi dengan batu-batuan besar. Ada yang berkarang besar-besar. Ada pula yang mempunyai pasir putih yang halus dan mungkin menurut saya pantai yang terbesar di pulau ini. Ada pula kenampakan batuan yang terabrasi dan perlapisannya tersingkap. 

Maya dan Nur di lapisan batuan yang "unik"

Teduh, melindungi dari panas

Mengelilingi pulau ini jangan diharap jalannya enak, beberapa kali kami harus naik ke pulau, turun ke air untuk bisa terus berjalan. Mungkin panjang trek yang kami lalui kemarin sekitar 3-4 km untuk benar-benar mengelilingi pulau ini. Ternyata durasi yang kami harapkan melewati ekspektasi. Hingga jam 3.30 sore kami masih di jalan dan Faqih sudah mencari-cari kami. Saat kami kira-kira 350 meter dari tempat kumpul, kami melihat perahu yang mengangkut rombongan kami sudah ditengah laut. Ya, kami ditinggal. Tapi mereka ternyata juga sedang mencari kami dengan menggunakan perahu tersebut. Akhirnya kami dijemput dan menuju perjalanan menuju daratan Jawa kembali. 

Sesampainya di dermaga, kami langsung ke pinggir jalan besar untuk kembali menuju ke Stasiun Merak. Di stasiun, kami "beberes" diri. Mandi, istirahat dan segalanya termasuk membeli makan sebelum perjalanan pulang. Lumayan, kami mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Apalagi Maya dan Nur yang bilangnya sangat kelelahan menuruti hawa nafsuku untuk berkeliling pulau hihihi. Tenang, kalian kan saya traktir juga pada akhirnya. 

Sebelum pulang

Pukul 17.20 kami bertolak kembali ke Rangkasbitung menggunakan kereta. Di perjalanan pulang, kami sempat melihat sunset. Kami juga kelaparan di dalam kereta sehingga kami makan di dalam kereta. Sisanya dihabiskan dengan tidur. Pukul 19.30 an kami sampai di Rangkasbitung dan dilanjutkan dengan KRL. Ketika kita sampai di Pondok Ranji, jam sudah menunjukkan pukul 21.30 dan kami bergegas untuk pulang ke kos masing masing. Perjalanan hari itu pun diakhiri dengan perasaan yang sangat menyenangkan. 

Thank you

Terimakasih untuk teman-teman IPJ-ku yang telah menemani jejak kaki saya hingga menyeberang ke pulau di barat Jawa ini. Perjalanan yang akan sangat diingat karena untuk pertama kalinya saya menempuh perjalanan bersama kalian. Sebuah keinginan yang terwujud. 

Post a Comment

1 Comments