Advertisement

Responsive Advertisement

PKL Bagian 2: Pemanggilan

Selamat datang teman-teman, semoga kalian dalam keadaan yang menyenangkan dan bersuka cita pagi ini! Saatnya membaca kisah PKL Georanger'53 lagi (hehe). Sebenarnya yang terjadi sih lebih banyak dari yang aku ceritakan. Cuma, disini aku ceritakan poin-poin penting dan hal-hal yang paling diingat dan akan keinget selalu ya!

Bagian kedua ini adalah salah satu bagian yang sangat penting. Kegiatan PKL tidak hanya kegiatan yang melibatkan taruna, tapi juga melibatkan para pembina yaitu dosen-dosen Prodi Geofisika. Pembina, sesuai dengan namanya berfungsi untuk membina kita yang akan melaksanakan PKL. Pembina juga merupakan perpanjangan tangan kampus terhadap taruna. Segala keputusan, kebijakan, masalah perlengkapan dari kampus mengenai PKL akan disampaikan oleh pembina dan nantinya akan didiskusikan oleh kami selaku pelaksana.

Seperti yang kami sudah singgung di awal, kami melaksanakan PKL dengan rencana yang kami buat  sendiri untuk nantinya dikonsultasikan dengan pembina. Sehingga, apa yang kita mau dapat diakomodir oleh kampus. Dan proses akomodasi, negosiasi (apasih bahasanya) ini tidak mudah. Kami berkali-kali dipanggil untuk diberi tugas, arahan dan sebagainya mengenai PKL. Coba kita urut satu persatu yaa.

 

-- Pemanggilan Pertama, 21 Januari 2020 --

Waktu itu, tidak semua panitia dipanggil. Aku ada keperluan untuk minta tanda tangan ke Pak Puji, Sekprodi Geofisika. Setelah bertemu dan mendapatkan tanda tangan beliau, aku diajak ngobrol di ruangan prodi. Ternyata beliau ingin membicarakan perihal PKL yang sudah didepan mata, tinggal beberapa minggu lagi. Memang sih, pembahasan mengenai PKL diintensifkan setelah UAS semester ganjil selesai. Pertengahan Januari, akhirnya UAS selesai dan kami memiliki waktu 3 minggu untuk mempersiapkan PKL.

Beliau pertamanya membicarakan perihal tempat PKL. Awalnya, sesuai dengan proposal yang kami buat, kami menginginkan Karangsambung di Kebumen atau Ciletuh di Sukabumi untuk jadi tempat PKL kami. Keduanya merupakan geopark yang memiliki banyak kenampakan geologi dan struktur-struktur akibat proses tektonik yang dapat diidentifikasi dengan berbagai metode geofisika. Berita sedihnya, kami tidak mendapatkan kedua tempat itu. Malah, kami jadinya di Lembang, Bandung Barat.

Mengapa kedua tempat itu tidak berjodoh dengan kami? Pertama, Karangsambung pada waktu itu sudah penuh oleh kunjungan institusi lain. Pihak prodi sudah mencoba berkomunikasi dan tetap tidak bisa karena sudah direservasi untuk melakukan kegiatan yang serupa. Kedua, Ciletuh, informasi yang kami dapatkan minim sekali dan kami jadi bingung mau merencanakannya seperti apa. Karena kekurangan informasi tadi, pihak prodi juga mengkhawatirkan aksesibilitasnya. Akhirnya dipilihlah Lembang sebagai alternatif. Kenapa? Karena disini ada Pos Observasi Geofisika BMKG dan terdapat Sesar Lembang yang dapat diteliti oleh kami.

Mau tidak mau, kami harus menerima, walaupun tidak sesuai dengan apa yang kami inginkan. Toh juga,  masih sesuailah dengan keinginan kami, diluar Jabodetabek! Nah, selain mengenai lokasi, Pak Puji disini juga menyampaikan perintah untuk kami agar segera membuat kelompok PKL dan susunan acaranya. Untuk rancangan sebenarnya sudah ada (yang aku buat di sela-sela acara JCY 2019 kemarin). Namun, aku masih belum siap untuk menunjukkan kepada Pak Puji karena banyak detail yang masih belum dipikirkan. Walhasil aku hanya bilang, “Siap pak.”

Aku agak lupa apa saja yang diamanatkan beliau kepada aku. Tapi yang jelas, masih belum terlalu aneh-aneh sih. Setelah itu aku pulang dan segera memberitahukan semua yang Pak Puji bilang ke grup panitia. Maklum, aku orangnya pelupa, kalau gak dicatet atau segera dilakukan, bakal gak terlaksana deh apa yang aku inginkan. Cukup panjang yang aku sampaikan pada waktu itu hehe.

 

-- Pemanggilan Kedua, 27 Januari 2020 --

Pemanggilan kali ini berbeda. Bukan aku saja yang dipanggil, tapi beberapa orang. Waktu itu, yang dipanggil adalah Aku, Bintang, Adi, Mas Takhul dan siapa ya lupa hehe. Orang-orang ini istilahnya bertanggung-jawab atas peminjaman dan pelaporan alat di hari-hari sebelumnya saat kami praktik/ latihan alat. Masih di ruangan yang sama, di Ruang Prodi Geofisika. Kali ini bukan hanya Pak Puji yang kami hadapi, tapi bersama dosen muda Geofisika lainnya. Kalau gak salah ada Pak Puji, Pak Sandy, Pak Relly, Bu Ayu, dan sekretaris prodi baru, Bu Andini di ruangan itu.

Seperti biasa, pembahasan adalah mengenai teknis dan detail dari PKL. Namun kali ini jauh lebih detail dari apa yang kami sudah bahas kemarin. Diantaranya adalah keperluan kendaraan, pemberian jadwal pengamatan secara kasar untuk PKL dari prodi, dan petunjuk pembagian kelompok PKL. Berbagai pekerjaan yang harus dikerjakan ini dilaksanakan oleh kami. Salah satunya adalah pembagian kelompok. Waktu itu, aku dan Mbak Wahyu membaginya berdua di Lab Geofisika. Membagi kelompok ini ternyata susah. Karena kami harus membuat komposisi yang sempurna untuk satu kelompok agar bisa bekerja sama dengan baik.

 

-- Pemanggilan Ketiga, 31 Januari 2020 --

Oke, kali ini pemanggilan sudah ketiga kalinya oleh pembina. Pemanggilan kali ini cukup serius. Semakin banyak detail yang panitia dan pembina bicarakan dan bahas. Salah satunya adalah hal yang paling krusial, yaitu dana. Pak Puji kali ini memberikan uang yang dianggarkan oleh kampus kepada kami untuk dikelola selama persiapan dan pelaksanaan PKL. Uang ini digunakan untuk keperluan transportasi, properti, konsumsi, dan keperluan-keperluan lainnya yang tidak perlu aku jelaskan disini ya.

Uang yang diberikan cukup banyak. Dari semua teman-temanku yang hadir saat itu, kira-kira ada lima orang mempercayakan kepada aku untuk memegang uangnya untuk nanti diberikan kepada Indah selaku bendahara PKL kami. Oh iya, hari ini adalah hari Jum’at. Saking banyaknya yang harus dibicarakan, pertemuan kami dengan pembina berlangsung hingga menjelang shalat Jum’at. Saat waktu shalat Jum’at sudah dekat, pertemuan akhirnya diakhiri.

Setelah shalat Jum’at, Bintang meminta para panitia yang tadi ikut pertemuan dengan Pak Puji untuk membahas detail lebih lanjut sesama panitia. Oke, akhirnya aku berangkat ke kampus sekitar pukul setengah 2 siang. Kali ini yang datang ada aku, Adi, Bintang, Mbak Wahyu, Mas Takhul, Fajri, Hilmi, dan Ardi. Hilmi dan Ardi disini adalah "juru kunci" yang mengetahui medan dari lokasi PKL kita. Kok bisa? Karena mereka beberapa hari sebelumnya pergi ke Bandung untuk melaksanakan survei untuk mengira-ngira tempat mana yang bisa untuk PKL.

Siang itu, pembahasan yang dikeluarkan banyak sekali. Papan tulis laboratorium menjadi penuh oleh catatan kami. Pembahasan kami sangat komplit, mulai dari alat, susunan acara, konsumsi, transportasi, mekanisme pelaksanaan, hingga barang bawaan. Oiya, tak lupa juga membicarakan hasil survei Hilmi dan Ardi. Mereka mengajukan beberapa tempat yang setelah mereka lihat langsung cukup meyakinkan bisa dipakai untuk praktik. Opsi yang kami punya ternyata hanya sedikit, karena medan disana yang tidak rata. Tentunya hal ini merepotkan. Bahkan kami sampai harus konsultasi lebih lanjut ke pembina mengenai lokasi ini.

Azan Asar berkumandang, kami masih belum selesai membicarakan persiapan ini. Bahkan masih banyak hal yang harus kami bincangkan. Tapi kali ini kami beristirahat terlebih dahulu untuk ibadah. Setelah salat, kami melanjutkan rapat kami. Pada saat membahas dana, tak bisa dipungkiri, adalah hal yang menyenangkan. Bukan apa-apa, karena dari dana inilah muncul banyak masalah mengenai bagaimana bisa uang yang ada bisa mencukupi kebutuhan kami. Muncul beberapa masalah baru yang setelah kami melakukan pendetailan keperluan kami yang harus menyesuaikan dana yang tersedia. Dari sinilah, beberapa pekerjaan rumah muncuk untuk kami untuk bahas lebih lanjut.

Hari semakin sore, rapat ini masih memerlukan waktu lebih. Akan tetapi, mengingat kami yang sudah bekerja seharian penuh dari pagi memikirkan acara ini, Bintang memutuskan untuk menyudahi rapat lanjutan ini. Namun, malam nanti akan ada presentasi ke anggota kelas lainnya mengenai hasil rapat selama sehari penuh. Kami pulang saat Magrib tiba. Aku istirahat di kamar sejenak untuk melepas penat. Setelah itu, aku membersihkan diri, lalu bersiap untuk menuju kampus kembali.

Presentasi ini sebenarnya akan dilaksanakan di Laboratorium Geofisika. Akan tetapi, karena ada senior kami yang melaksanakan bimbingan skripsi, maka kami harus mengalah. Kami mencari tempat lain yang memungkinkan untuk berkumpul secara masal. Akhirnya dipilihlah lobi Gedung A (sebenarnya gak boleh sih ini). Disana kami duduk bersama-sama untuk membahas hasil rapat kami selama sehari. Banyak pertanyaan yang muncul dari para anggota kelas yang masih belum mengerti akan beberapa hal. Hal-hal ini tentunya kembali menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk sama-sama memikirkan dan mencari jalan keluarnya. Setelah cukup banyak koreksi yang diberikan, akhirnya presentasi malam itu selesai.


Hasil rapat sore ini gaes

Pemanggilan ini adalah pemanggilan dengan pembahasan paling kompleks oleh pembina. Selanjutnya, kami bekerja mandiri dan berkoordinasi dengan pembina melalui media sosial. Koordinasi menjadi kunci dari kerja kami saat ini. Jika saja ada hal yang salah dalam koordinasinya, maka tentunya akan berdampak pada acara yang kami buat.


-- Pemanggilan Keempat, 4 Februari 2020 --

Oke, kita sudah sampai ke pemanggilan keempat. Seperti biasa, pembina menanyakan mengenai kesiapan kami dalam mempersiapkan PKL kami. Kami melaporkan beberapa hal hasil pemanggilan sebelumnya. Disini kami sudah mulai disarankan untuk membuat desain survei dan instalasi driver atau aplikasi yang dibutuhkan selama PKL nanti. Kamipun melaksanakan arahan pembina.


-- Pemanggilan Kelima, 7 Februari 2020 --

Kali ini, aku gak ikut pemanggilan. Pemanggilan terakhir ini padahal cukup serius karena membicarakan pelaksanaan PKL dengan pembina-pembina senior geofisika lainnya. Waktu itu diselenggarakan semacam audiensi di ruangan B-101 antara panitia dari taruna, panitia dari dosen, dan dosen pembina lainnya. Kalau tidak salah, dimulainya waktu itu agak sore dan aku gak ikut karena kelelahan hari itu, ada urusan lain. Yang ikut Bintang dan lupa lagi sama siapa. Nah, ternyata juga di pemanggilan kelima, dan terakhir ini, kami diberikan tas perlengkapan kesehatan dari Poliklinik STMKG untuk menunjang masalah kesehatan kami. Jadi persediaan kami nambah, dari persiapan P3K pribadi ditambah tas kesehatan dari STMKG. Pemanggilan terakhir ini sekaligus nge-fix kan semuanya untuk PKL di hari Seninnya. Sepertinya yang aku kisahkan cukup, kita lanjut ke bagian selanjutnya yaa.

Post a Comment

0 Comments