Selamat siang teman-teman pembaca! Kita sudah sampai di Bagian 3, mengenai persiapan apa saja yang kami lakukan sebelum PKL dilaksanakan. Seperti yang sudah aku sering bilang di postingan-postingan lainnya, bahwa persiapan itu sangat penting! Keseluruhan jalannya suatu hal ditentukan dari perencanaan dan persiapannya. Apalagi acara sebesar ini, kami tidak bisa sembrono dalam persiapannya lakukan.
Kelompokku, kelompok 1 |
Berdasarkan pengalaman-pengalaman
senior kami, PKL sepertinya akan sangat menguras fisik maupun
mental. Kami harus melaksanakan pengambilan data dengan mengukur langsung di
lapangan dengan keadaan yang panas selama hampir sehari. Bagian ini tentunya
akan menguras tenaga kami. Setelah itu, kami harus melanjutkan kegiatan dengan
presentasi hasil pengukuran di hari itu. Hal ini tentunya sangat menguras
pikiran karena kami harus melakukan pengolahan sederhana dari data yang kami
ambil dengan waktu yang sangat sempit.
Berbekal dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa kami perlu
mempersiapkan beberapa hal, terutama fisik. Hal ini kami nilai sangat penting
karena bagaimanapun, kondisi fisik kami, para pelaksana PKL adalah yang menentukan lancar atau tidaknya acara. Ada satu saja yang tidak benar, maka akan mengganggu jalannya
acara. Karena kami ingin semuanya merasakan hal yang sama, sama-sama senang di PKL kali ini. Selain itu, fisik kami harus kuat untuk melaksanakan pengukuran di
medan yang sedikit kami ketahui, cukup "mantap". Dalam kasus terburuk, medan yang kami hadapi
adalah terjal, maka fisik kami harus siap disana (kok kayanya hiperbola ya?).
Ardi, selaku seksi Olahraga menjalankan perannya dalam persiapan fisik disini. Ia merencanakan beberapa seri latihan fisik untuk kami semua. Dimulai dari yang ringan hingga makin lama makin berat (setidaknya rencananya begitu). Latihan fisik pertama dilakukan pada 27 November 2019. Kami melaksanakan lari santai alias joging serta olahraga lainnya kaya waktu binsik Selasa atau Rabu. Lalu, selanjutnya lari dilakukan dalam beberapa hari sekali dan rutin. Karena latihan fisik ini melelahkan, sementara kegiatan kuliah kami yang cukup padat, maka dari itu lama kelamaan, anak-anak kelas menjadi malas dan yang datang semakin sedikit. Namun, beberapa kali, Bintang selaku ketua kami, mengajak kembali anak-anak untuk latihan fisik, demi kelancaran jalannya acara PKL kami nanti. Terhitung kami melaksanakan latihan fisik sebanyak 13 kali.
Beberapa dokumentasi bina fisik kami. Itu Tian ngapain dah? |
Persiapan
lainnya yang kami lakukan adalah persiapan pengetahuan dan alat. Kami belajar-belajar
kembali mengenai teori dari masing-masing jenis pengukuran yang akan kami
lakukan, yaitu magnet, gaya berat, tahanan listrik (resistivity),
mikrotremor, dan MASW. Pembekalan ini dilaksanakan di saat waktu kosong kuliah
maupun waktu-waktu sehabis kuliah. Tempat yang kami gunakan kadang di
Laboratorium Geofisika atau meminjam kelas. Selain materi, kami juga praktik
menggunakan beberapa alat yang dimiliki oleh kampus. Seperti PPM, alat resistivity,
dan MASW.
Persiapan materi dengan belajar mandiri di kelas |
Pernah suatu waktu kuliah diliburkan. Tapi kami ngambis dengan cara praktik PPM. Pagi-pagi, kira-kira pukul setengah sembilan, kami bersiap dan sudah membawa alat ke tempat praktik, di sebelah masjid kampus. Kami juga sudah menandai titik-titik pengukuran menggunakan corong yang dipinjam dari organisasi marching band. Tapi, tiba-tiba saja mendung yang sangat tebal datang dan tak lama, hujan pun turun. Walhasil, praktik kami pagi itu batal. Kami mengepak kembali alat-alat yang sudah kami keluarkan, mengembalikannya ke laboratorium, dan pulang ke kos masing-masing. Sore harinya, kami ada rencana untuk praktik alat resistivity. Namun, karena tanah masih basah, acara ditunda. Tanah yang basah tidak baik untuk pengukuran menggunakan media listrik ini.
Alat dimasukkan kembali karena gak jadi praktik, hujan! |
Nah persiapan alat yang penting lainnya selain mencoba alat adalah cek kelengkapan alat! Jangan sampai ada komponen
alat yang tidak bagus dan kita terlambat mengetahuinya sehingga pengukuran
menjadi terhambat. Menjelang beberapa hari sebelum PKL, kami rajin buat cek
alat pas malam-malam. Tiap malam kami ke lab, mengecek alat, memastikan akinya
tercas penuh dan bisa berfungsi dengan baik. Pernah suatu malam, kami ke lab dan
ternyata lagi dipakai sama senior kami untuk bimbingan proposal skripsi.
Walhasil kami harus cek alat diluar. Kami cek alat didepan rektorat sambil
ngobrol-ngobrol. Ternyata kami harus menunggu diluar hingga pukul 11 malam
lebih haha. Setelah itu bimbingan baru selesai dan kami bisa mengembalikan
alat-alat.
Selain itu, ada
lagi yang penting buat kalian kuasai. Hal ini tidak diajarkan di mata kuliah
kami dan kami harus improvisasi untuk menggunakannya. Yaitu, penggunaan GPS. Ternyata
GPS itu sangat asik untuk digunakan, karena alat baru haha. Lalu, penggunaannya
ternyata cukup mudah. Improvisasi sedikit aja udah bisa kok hehe. Yang perlu
dikuasai adalah cara mengambil koordinat suatu titik, cara
memasukkan titik pengukuran dari laptop kedalam GPS, dan cara membuat tanda pada titik kita
berada. Selain itu, GPS juga nanti berguna dalam penentuan ketinggian lokasi
pengukuran. Dalam pengukuran gaya berat, ini sangat berguna kan?
Waktu praktik resistivity di sebelah masjid kampus |
Eits, iya,
penting juga nih, kalian harus bisa belajar membuat desain survei! Kami kemarin
membuat desain survei dengan bantuan Google Earth dan ArcMap. Google Earth kami
gunakan untuk membuat batasan wilayah yang ingin diukur, lalu ArcMap digunakan
untuk membuat titik pengukuran dengan spasi tertentu. Untuk caranya bisa
dicari-cari di Google ya! Nanti titik-titik dari ArcMap ini disimpan dan
dimasukkan ke Google Earth agar bisa kelihatan wujudnya di permukaan bumi itu
dimana, dan medan pengukurannya seperti apa. Titik-titik ini juga dimasukkan ke
GPS agar nanti dalam pengukuran bisa menunjukkan lokasi pengukuran secara
langsung.
Loh, masih ada
lagi loh! Jangan lupakan install aplikasi yang berguna dalam pengambilan data.
Misalnya aplikasi GeoRes yang digunakan dalam pengukuran resistivity, aplikasi
untuk pengukuran magnet, mikrotremor, maupun untuk memasukkan data titik-titik
pengukuran ke GPS. Kuasai juga aplikasinya bisa digunakan untuk apa saja. Kalau
tadi aplikasi untuk akuisisi data, jangan lupakan juga untuk menguasai aplikasi pengolahan data. Hal ini penting, karena data kita akan diolah agar
menjadi informasi praktis yang bisa diinterpretasi dengan bantuan aplikasi ini.
Sepertinya semua
persiapan sudah dibahas. Jangan sampai kalian ada kelupaan dalam mempersiapkan
ya! Jangan sampai acara kalian terhambat karena ada persiapan yang lupa
dilaksanakan. Semangat!
0 Comments