Hello semua rekan pembaca, kembali lagi bersama saya eh! Jadi disini aku mau ceritain hari dimana PKL kami akhirnya dimulai. Oiya mohon maaf ya judulnya “ke-m-Inggris” haha. Kayanya ceritanya bakal panjang nih. Kalo kalian gak mau baca gak papa kok, karena memang ini sebenarnya untuk arsip pribadiku hehe. Tapi kok diawal pake nyapa pembaca ya? Elah gak jelas. (Skip!).
Selamat menikmati cerita perjalanan kami (hehe) |
Widih, PKL-nya Februari kemarin tapi postingnya baru aja. Ginilah namanya orang motivasinya
kurang kuat buat nulis (lebih tepatnya males). Tapi sebenarnya nulis itu bagus
lo. Karena bakal mengasah kemampuan berbahasa dan juga kemampuan kalian dalam
menajamkan ingatan. Kaya aku nih, udah setengah tahun berlalu, apa masih ingat
ya? Hehe.
Pagi itu,
instruksi dari rundown acara, seluruh taruna/i Geofisika harus berkumpul
sebelum azan Subuh berkumandang. Wow, pagi sekali! Yaps, karena kami masih harus
melaksanakan rangkaian acara persiapan keberangkatan dan agar kami punya waktu
yang cukup jikalau di jalan terdapat kemacetan. Maklum, Senin kan ini.
Alhamdulillah banyak taruna/i yang tepat waktu, walau masih aja ada yang molor Bund. Kami melaksanakan ibadah Subuh di masjid kampus, sementara bis kami masih
dipanaskan.
Hari ini kami
akan menggunakan satu buah bis dan satu buah pregio. Bis digunakan untuk
taruna/i beserta barang-barang pribadi, sedangkan pregio digunakan untuk
membawa alat dan juga pembina. Hari itu, pembina yang menyertai keberangkatan
kami adalah Pak Puji, sendirian. Sedangkan Pak Hendri membawa mobil pribadi ke
Lembang. Oiya, ada satu lagi, namanya Pak Teguh. Beliau adalah orang yang
menjaga gravimeter yang kami pinjam dari BMKG Pusat. Jadi di BMKG Pusat, kalau
mau pinjam gravimeter untuk keperluan survei, harus ada yang
jaga. Mungkin hal ini dikarenakan harga gravimeternya yang muahaal kan.
Selepas
melaksanakan sholat, kami cek lagi barang-barang kami dan alat survei.
Barangkali ada yang ketinggalan kan. Alhamdulillah tidak ada. Sembari menunggu
kedatangan Pak Puji, kami berbincang dengan supir dan menggabut. Akhirnya
ketika jam sudah menunjukkan pukul 5.30, kami makan bersama-sama. Kami makan
didepan Gedung B dengan menu nasi uduk (apresiasi untuk Seksi Konsumsi!). Yang
aku rasakan sih waktu itu senang, karena akhirnya perjalanan kami akan dimulai
dan ini adalah pertama kali kami pergi ke suatu tempat bersama-sama dan
berbarengan. Woohoo.
Ditengah-tengah
waktu kami makan, tiba-tiba Pak Puji datang. Pak Puji langsung menuju ruang prodi
untuk mengambil berkas dan kelengkapan kami. Waktu itu beliau memberikan
berbagai macam surat untuk kami urus disana dan banyak ATK. Tak lupa juga kami
memberikan sarapan tadi untuk Pak Puji. Tak berselang berapa lama, akhirnya
waktu makan kami habis. Emang kalau sudah makan suka keluar sifat aslinya (re: sambil ngomong panjang gak inget waktu) ya
hehe. Tak lupa kami MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA! Jangan lupakan itu
ya gaes hehe. Setelah semuanya selesai, kami berkumpul di dekat bis.
Aku lupa waktu
itu jam berapa, cuma hari sudah mulai terang waktu itu. Kami berbaris di depan
bis untuk mendapatkan pengarahan dari Pak Puji. Pak Puji memberikan arahan
mengenai teknis hari ini dan bakalan ngapain aja kita selama sehari penuh. Gak
aku jelasin dulu ya karena mau langsung aku jelaskan aja di masing-masing
bagian. Setelah itu, kita langsung memasuki bis dan pregio. Sekitar 5 atau 6
orang ikut di pregio untuk memangku alat-alat survei kami. YAPS! Penting
banget, karena alat-alat tersebut sensitif, takutnya dibawa jalan dengan tempat yang sembarangan malah rusak.
Makanya kami pangku. Pregio ini berangkat terlebih dahulu dibanding kami yang
naik bis karena mereka harus menjemput Pak Teguh di BMKG Pusat.
Foto bersama sebelum berangkat |
Kira-kira pukul setengah tujuh pagi, kami yang pakai bis akhirnya berangkat. Kami melewati para
taruna/i yang hendak melaksanakan apel Senin. Seperti biasanya, kami melewati Kodam, Rempoa, lalu naik ke jalan tol. Sekitar satu jam di jalan tol JORR, akhirnya kami sampai di Jalan
Tol Cikampek. Tidak seperti yang kami prediksi, ternyata jalannya kali ini
ramai lancar. Tidak terdapat kemacetan yang berarti. Entah memang karena sepi, atau karena ada jalan layang baru. Setelah beberapa lama,
akhirnya kami sampai di Tol Cipularang yang membawa kami masuk ke Kota Bandung.
Kira-kira pukul 10.30, kami sudah melihat Kota Bandung dan kami menuju tujuan
pertama kami. Entah kenapa, kok kayanya perjalanan ini lebih cepat dari yang kemarin pas field trip ya?
Tujuan pertama
kami adalah Museum Geologi Bandung. Kunjungan kami kesini adalah untuk
mendapatkan pandangan mengenai berbagai proses geologi maupun hal-hal yang
berkaitan dengan geofisika, Bandung, dan Lembang. Ini kedua kalinya aku
berkunjung ke museum ini, yang pertama adalah waktu Field Trip dengan ITG tadi. Waktu keluar bis, udara
Bandung terasa lebih sejuk dibandingkan dengan Jakarta. Walaupun disini ramai,
tapi disini tetap terasa tidak sumpek. Setelah turun dari bis, beberapa orang
mengurus pembelian tiket. Setelah selesai, kami diberikan gelang sebagai tanda
bahwa kami diperbolehkan masuk.
Didalam museum,
kami dipandu oleh pemandu museum (maaf aku gak tau namanya huhu). Kami
berkeliling ke berbagai ruangan yang ada di museum. Mulai dari lantai bawah
hingga ke lantai atas. Informasi mengenai geologi, fosil-fosil, mineral, bahkan
morfologi Bumi, kami dapatkan disini. Di lantai atas, kami berkesempatan untuk
mencoba penggunaan simulator gempa bumi. Ukurannya tidak cukup besar dan hanya
cukup untuk 4 hingga 6 orang. Setelah itu, aku dan beberapa orang kembali ke
lantai bawah.
Spot fotogenik di Museum Geologi nih! |
Acara
selanjutnya adalah simulasi penggunaan gravimeter Scintrex CG-5 oleh Pak Teguh.
Kenapa dilakukan disini? Karena di museum ini terdapat titik dasar
pengukuran gaya berat pertama di Indonesia. Letaknya ada di lantai dasar, di
belakanng konstruksi fosil (tapi gak tau fosil apa). Ada dua titik dasar disini, yang tadi itu
yang pertama, satunya lagi ada di dekat lokasi itu juga, tapi agak kebawah.
Lokasi yang kedua itu bekas pengukuran peneliti lain dari luar negeri juga.
Setelah kami
mengetahui asal-usul dari titik itu, akhirnya kami diberikan demonstrasi penggunaan gravimeter. Gravimeter ini harus kita pakai dengan lembut,
hati-hati, karena daripada nanti rusak kan, mending kita hati-hati banget
ya,iya dong hehe. Beberapa orang membantu operasi alat. Disini kami
mendemonstrasikan bagaimana cara menyalakan, memulai pengukuran, hingga ke
penyimpanan data. Setelah selesai, kami segera membereskan alat untuk berlanjut
ke agenda selanjutnya yaitu foto bersama.
Foto bersama di depan Museum Geologi |
Kami berfoto di
depan museum menggunakan spanduk yang sudah kami siapkan. Setelah berfoto, kami
ganti pakaian kami menjadi PDH dan melaksanakan ibadah Zuhur. Selepas ibadah, kami
makan siang dengan menu favorit, ayam geprek haha. Kami makan di taman belakang museum. Sebenarnya kalo dipikir-pikir, kok gak punya malu ya makan
di tempat terbuka gitu dikelilingi kantor-kantor haha. Mana ada bapak-bapak dan ibu-ibu kantor habis sholat. Tapi enak sih, soalnya
adem dan suasananya pas gitu, kita bareng-bareng.
Setelah selesai
makan, kami kembali ke kendaraan kami dan melanjutkan perjalanan. Selamat
tinggal Museum Geologi, kali ini kami pergi menuju Stasiun Geofisika Klas
I Bandung. Letaknya cukup jauh dari museum ternyata. Kami berangkat kira-kira pukul
13.30 (molor dari perencanaan) dan sampai sana kira-kira pukul 14.30.
Sesampainya disana, kami bersiap-siap. Oiya agenda di stasiun ini adalah
pembukaan kegiatan PKL kami selama seminggu kedepan.
Kami memasuki
Aula atau lebih tepatnya ruang pertemuan stasiun. Pembina yang menghadiri
adalah Pak Hendri dan Kepala Stasiun, Pak Tony Permana. Disana, Pak Hendri dan Pak Tony membuka acara secara simbolik.
Setelah dibuka, kami langsung menyerahkan plakat untuk stasiun sebagai
kenang-kenangan. Kenapa kami melibatkan stasiun? Karena kami akan melaksanakan
PKL di Lembang, tepatnya di pos observasi milik Stasiun Geofisika Klas I
Bandung.
Karena kami tadi
menabrak waktu sholat, maka acara dilanjutkan dengan ishoma. Dibagikan makanan
ringan sekaligus diberikan waktu untuk melaksanakan ibadah. Pasca ibadah, acara
dilanjutkan dengan pemaparan materi pengantar. Materi pertama diberikan oleh
dosen dari ITB, Pak Irwan Meilano. Beliau adalah dosen yang fokusnya pada
pengukuran menggunakan GPS. Beliau sudah banyak melakukan riset dan materi yang
disampaikan oleh bapak pada awalnya agak susah untuk dipahami, karena kami
belum pernah mengukur sesuatu menggunakan GPS. Namun, lama-kelamaan, kami bisa
memahami penjelasan Pak Irwan mengenai pengukuran di Sesar Lembang.
Setelah materi
dari Pak Irwan, materi dilanjutkan dengan pemaparan mengenai hal yang
serupa oleh Pak Rasmid. Pak Rasmid ini dulu pernah mengajar mata kuliah Praktik
Seismologi I, waktu beliau masih ditempatkan di Puslitbang BMKG. Kali ini, Pak
Rasmid sudah menjadi staf di stasiun. Tidak disangka, kami bisa bertemu kembali
dengan beliau. Materi dari beliau kurang lebih diselesaikan dalam waktu 45
menit. Setelah itu, kami menutup acara di stasiun sore itu. Oiya, aku lupa,
kami memberikan plakat sebagai tanda terima kasih kepada masing-masing pemateri
setiap selesai acara hehe.
Pemaparan materi dari Pak Irwan Meilano (ITB) |
Pemaparan materi dari Pak Rasmid (Stageof Bandung) |
Suasana pembukaan oleh Pak Hendri dan Pak Tony |
Kira-kira pukul 5 sore, acara selesai. Kami kembali ke kendaraan untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat
penginapan kami. Penginapan kami ini berada di guest house Pos
Observasi Lembang. Letaknya tidak di pusat Lembang, melainkan tepat dibawah bukit observatorium Bosscha. Kami berangkat ketika hari sudah mulai
gelap. Perjalanan kira-kira memakan waktu 1 jam lagi. Ketika kami sudah sampai
di jalan masuk (tapi masih pinggir jalan besar), kami diberitahu kalau bis
tidak akan kuat menanjak. Oleh karena itu,
kami akhirnya turun. Barang-barang kami di bis dipindah ke pregio yang sudah
lebih dahulu ke guest house untuk menaruh alat-alat. Selanjutnya, semua
yang di bis jalan menuju guest house. Kebanyakan sih taruni ini hahaha.
Pada pakai sepatu pdh yang ada hak-nya lagi hehe. Tapi mau bagaimana lagi kan.
Kami berjalan
melewati gelapnya malam dengan bambu di kanan kiri jalan. Taruni semua
di depan, aku di belakang sama siapa lupa aku. Tiba-tiba saja ada suara kaya
nafas tersengal-sengal gitu. Aku sudah mulai takut ada apa ini, aku liat kanan
kiri gak ada apa-apa kecuali lampu rumah penduduk. Walah ternyata tiba-tiba
dari kegelapan muncul Hilmi yang ketinggalan hahaha. Pengalaman pertama
kali tentang ginian, untungnya gak sampe ditemuin ya hahaha. Setelah itu kami
kembali berjalan.
Ketika kami
sudah berjalan sampai depan SD apa gitu aku lupa, tiba-tiba saja pregio sudah
ada didepan kami. Ternyata pregio sudah selesai mengantarkan barang-barang.
Langsung saja kami naik pregio menuju guest house. Jalanan malam itu
gelap dan Lembang sangat dingin ternyata. Setelah sampai di guest house,
aku terpukau. Ternyata fasilitasnya sebagus ini. Ada sofa untuk bersantai, tempat
bakar kayu, dapur, mushala, 4 kamar, 2 kamar mandi, dan gazebo di bagian
belakang. Gazebo ini langsung menghadap ke pemandangan kota Bandung yang indah
banget. Kalau malam, lampu Bandung keliatan dari sana.
Malam itu para
taruni beberes terlebih dahulu. Sedangkan para taruna masih belum karena memang
belum ke penginapan para taruna. Oiya lupa bilang, jadi para taruni itu
nginapnya di guest house, sedangkan para taruna itu di penginapan Pondok
Buah Sinuan (bukan endorse!), kalau dari jalan besar, sebelum penginapan para taruni malah. Kalau
pembina itu di Hotel Green Bamboo Village (bukan endorse juga!). Nah, malam itu, tiba-tiba saja,
kami, para panitia inti dipanggil oleh Pak Puji untuk diberi arahan mengenai
bagaimana teknis kegiatan di esok hari.
Nah yang ini baru endorse lemper gaes |
Waktu itu, jam
sudah menunjukkan pukul 22-an. Kami berangkat dan yang ikut waktu itu ada aku,
Hilmi, Bintang, Salman, Mas Takhul, siapa lagi ya lupa. Sesampainya disana,
kami menuju tempat yang diarahkan oleh Pak Puji. Kami diberi arahan
selengkap-lengkapnya tentang teknis besok bagaimana. Setelah itu kami pulang,
waktu itu sudah jam 23.30 an. Nah kami sampai di guest house itu pas tengah malam karena kami mampir ke
gerai dulu buat beli camilan hehe. Malam itu, pertama kalinya aku lihat Lembang
malam-malam. Enak, dingin.
Sesampainya di guest
house, kami langsung mengadakan briefing kepada taruna/i yang mau
melaksanakan PKL besok. Kalau gak salah, briefing selesai pada pukul
00.30 (sudah ganti hari haha). Setelah itu, aku masih melanjutkan pekerjaan
membuat titik grid untuk pengukuran besok dan selesai kira-kira pukul 1
pagi. Taruna lainnya sudah bertolak ke penginapan terlebih dahulu malam itu
setelah briefing. Setelah itu, aku dan Bintang, dengan motor Hilmi
pulang ke penginapan. Saat sampai, mereka sudah siap-siap tidur dan aku baru
mau menata letak tidurku. Sayangnya aku gak dapat bantal ☹
Selamat malam Lembang, terima kasih atas sambutan dinginnya.
Foto bersama di depan Stasiun Geofisika Klas I Bandung |
0 Comments