Selamat pagi dunia!
Akhir-akhir ini
hujan terus disini, disertai angin yang kencang. Pagi ini mau beli makan jadi
tertunda karena masih hujan. Sambil nunggu reda, kita nyambung tulisan dulu. Oke kita ke bagian akhir dari 10-logi cerita PKL kami. Langsung aja
ya!
-- Sabtu, 15
Februari 2020 --
Hari terakhir,
kami masih memiliki agenda. Tapi kali ini agendanya cuma untuk senang-senang
kok. Kebetulan juga waktu itu pembina yang menyarankan ini. Kami disuruh untuk
berekreasi! Pembina menawarkan beberapa tempat untuk kami kunjungi, tapi pada
akhirnya yang terpilih adalah yang paling dekat, yaitu Observatorium Bosscha.
Kenapa paling dekat? Jelas, orang basecamp kami pas dibawahnya
observatorium. Jadi observatoriumnya kaya ada di atas bukit, nah kami itu
dibawahnya pas.
Rutinitas pagi
kami laksanakan. Bangun, gantian mandi, ibadah, masuk elf, pergi ke basecamp,
makan pagi, dst. Hari ini, semuanya santai dan berjalan lebih lambat. Kita gak
terburu-buru melaksanakan relaksasi dengan rekreasi ini. Aku ingat, aku
pagi-pagi malah nongkrong di gazebonya pos observasi, sekaligus makan pagi.
Sampai jam 9-an aku baru ke guest house.
Teknis ke
observatorium ini membagi kami menjadi dua kloter. Entah karena apa ya, kurang
tahu juga pokoknya waktu itu dibagi dua kloternya. Aku kena kloter dua dan
punya waktu untuk tidur di pagi hari hehehe. Akhirnya aku tidurlah karena juga
yang ngurusin rekreasi masih belum
selesai apa gitu. Pas bangun-bangun, eh sepi udah guest house. Mereka
yang kloter 1 plus beberapa yang di kloter 2 ternyata udah berangkat. Akhirnya
aku ya tidur lagi, karena memang tidak ada kerjaan dan mau membayar tidur yang
kurang di hari-hari sebelumnya.
Kira-kira jam
setengah 11-an, akhirnya kami yang masih di guest house mendapatkan
panggilan untuk menuju observatorium. Kami berangkat melewati anak tangga yang menaiki bukit. Jalan ini merupakan jalan tembusan sebenarnya, akses khusus.
Jalannya tapi cukup baik dan kurang lebih setelah 10-15 menit berjalan,
kami sampai di pelataran observatorium. Disini kami menunggu Bu Ayu dan Bu
Andini untuk memulai tur di observatorium. Setelah beliau sampai, kita mulai register
tiket yang kita sudah beli di hari sebelumnya. Oke tur kita mulai!
Pertama, kita
masuk ke sebuah ruangan gelap dan duduk berjejer beserta peserta lainnya.
Disini, kami melihat bagaimana sejarah dari pembangunan observatorium Bosscha.
Mulai dari idenya, lokasinya, hingga pembawaan teropongnya ke lokasi saat ini.
Observatorium ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bahkan beberapa
bangunan disini masih ala kolonial gitu arsitekturnya. Oiya, kalau ada cerita
yang salah, tolong diperbaiki ya! Karena disini aku hanya menceritakan apa yang
aku ingat sejauh ini hehe.
Tur di ruangan pertama |
Lanjut! Kedua,
kita masuk ke Gedung Kopel (gak tau tulisannya seperti apa). Disini, kami
dipandu oleh instruktur wisata yang ada disini. Panggil aja sebagai kakak ya.
Kakaknya merupakan mahasiswa di salah satu universitas yang ada di
Bandung. Kakak ini khusus menjadi pencerita di Gedung Kopel. Gedung Kopel
inilah tempat duduknya teleskop terbesar di observatorium ini yang digunakan
untuk mengamati benda luar angkasa. Teleskop ini benar-benar besar! Mungkin
sekitar 10 atau 15 kali tinggi manusia ya.
Teleskop ini
berdiri diatas sebuah lantai yang dinamis, bisa dinaik turunkan. Lantai ini terbuat dari
besi. Naik turun disini ditujukan untuk memudahkan pengamatan. Misalnya perlu
dinaikkan agar objek terlihat lebih jelas, jadi bisa dinaikkan lantainya. Oiya
naikkan disini udah pakai mesin loh! Kalau lihat kerja mesin dibawahnya, keren
banget deh pokoknya. Selain itu, teleskop yang besar sekali ini bisa
digerak-gerakkan sesuai kemauan kita. Bisa didorong-dorong dengan tangan gitu
untuk menyesuaikan dengan letak objek langit yang ingin kita amati. Selain itu, yang lebih
spektakular lagi adalah, atap gedung ini bisa dibuka dan diputar-putar! Yang
paling keren sih ini. Karena ya hebat gitu atapnya bisa membuka, terus ada
sinar matahari masuk. Lalu bisa diputar-putar dengan bantuan alat dan tangan
kita. Canggih sekali, serasa jadi makhluk primitif disini aku haha (kok perasaan semuanya keren ya hihi).
Teropongnya besar kan? |
Tur di Gedung Kopel ini adalah tur terakhir, setelah selesai kami keluar. Anak-anak yang kloter 1 masih pada
disini, diluar, dilapangan sekitar Gedung Kopel karena mau nungguin kami yang
kloter 2 untuk berfoto. Kami mengambil foto bersama satu kelas dengan pembina
dan kakak pemandu tadi. Kami juga foto bersama masing-masing kelompok dan
seterusnya sampai kami puas. Alhamdulillah ini adalah ending yang sangat
menyenangkan, terutama untuk aku. Setelah selesai berfoto, kami pulang, kembali
ke guest house.
Foto bersama di depan Gedung Kopel |
Nah, semua rangkaian acara sudah selesai, lalu, acara selanjutnya apa? Siap-siap pulang! Kami semua disini mempersiapkan kepulangan kami. Tapi, ternyata cuaca tiba-tiba hujan lebat. Kira-kira pukul 2 kita kehujanan lebat. Padahal, rencana kami mau mulai perjalanan pulang itu sekitar jam 2 siang. Tapi, kali ini tertunda hingga jam 4-an. Daripada kami rugi waktu banyak ya, kami akhirnya memutuskan untuk menerobos hujan ini.
Pertama, kami
angkut barang-barang yang memungkinkan untuk diangkut terlebih dahulu. Kami
pindahkan semua barang-barang ini ke elf untuk diangkut dan ditata dengan rapih
di bis yang sudah menunggu kami dipinggir jalan utama Lembang. Setelah itu,
kami memindahkan para cewek-cewek ke bis. Selepas itu, kami memindahkan
barang-barang lagi yang masih tersisa dan cowok yang ada. Aku ingat, aku
termasuk di kloter terakhir-terakhir kalau gak salah. Alhamdulillah dengan
begini, kami tidak rugi waktu banyak. Kira-kira pukul setengah 5, kami sudah
berangkat.
Perjalanan
pulang ini dibarengi hujan yang sangat deras mulai dari Lembang hingga kira-kira ke Subang. Kami ada mampir di rest area.
Disana anak-anak membeli jajanan dan makanan yang diinginkan. Aku ingat, Tri
waktu itu beli pentol ikan. Terus tiba-tiba dia nyuruh aku buat ngerasain.
Akhirnya aku rasain dan ternyata berbuah kekecewaan. Gak tau kenapa ya daging
ikan kok rasanya begini hahaha, lucu kalau diingat-ingat tekstur pentolnya
(calon Queen eh King Pentol). Setelah kami puas di pemberhentian kali ini, kami lanjut
jalan. Waktu sudah dekat dengan tol, hujan ini berhenti dan hanya sisa beceknya
saja.
Ditengah-tengah
perjalanan, Fajri mengaduh-aduh. Kenapa? Karena dia kebelet pipis dan gak bisa
pipis di bis ini hahaha. Aku ingat mulai dari Subang sampai ke Bekasi dia
mengaduh karena sudah kebelet banget pipisnya. Baru pas kami sampai di Bekasi,
ada rest area, Fajri langsung ke WC, aku juga ikut. Daripada kami
nanti mengalami kejadian seperti Fajri, mending dikosongkan terlebih dahulu deh
hahaha. Setelah urusan buang air kecil ini selesai, kami jalan lagi.
Aku gak banyak
ingat pasca ini, karena aku tidur dan tau-tau sudah sampai di Kodam Bintaro,
sudah dekat dengan STMKG. Aku terbangun gara-gara bisnya terguncang-guncang
saat melewati polisi tidur. Tak lama, kami sampai di kampus tercinta yang sudah
kami tinggalkan selama seminggu. Kurang lebih, kami sampai jam 10 malam. Kami
menurunkan barang, alat-alat dimasukkan ke Lab Geof kembali dan setelah
semuanya selesai, kami berpulang.
Barang bawaanku
kan banyak ya, sampai kos, aku kecapekan sendiri jadinya. Setelah itu,
aku cepat-cepat beres-beres karena keberangkatan kereta liburanku itu besok paginya.
Setelah beres-beres, kami berangkat ke Pasar Senen kembali. Oke, cerita ini
berlanjut ke seri lainnya mengenai liburan Semester 5 ku ya!
Terimakasih buat
kalian semua yang membaca cerita PKL-ku sampai habis. Semoga senang dan bisa
menghibur kalian semua. Tujuan aku menulis ini adalah untuk dokumentasi
kegiatan yang pernah aku lakukan. Karena PKL ini penting, makanya sampai aku
masukkan kedalam tulisan di blog ini. Agar nanti, ketika aku lupa, aku bisa
melihatnya kembali. Mohon maaf apabila terdapat banyak ketidakakuratan dalam
cerita, mari sama-sama perbaiki! Oke, kali ini, saatnya aku menutup dengan
salam.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
0 Comments