Bepergian
dengan kendaraan umum (bagiku) itu asyik. Karena banyak yang bisa dilihat di
dalam kendaraan umum. Banyak pula cerita yang bisa didengar dari orang yang kita tidak
tahu. Terkadang, pemandangan ini memenuhi kebutuhan batin dan menghasilkan
perasaan gembira saat turun dari kendaraan umum.
-- Senin, 24 Februari 2020 –-
Hari ini adalah
hari kepulangan Ditto ke Jogja. Usai sudah semua perjalanan kami di Timur Jawa.
Kereta yang ia pesan adalah kereta Sri Tanjung relasi Ketapang (Banyuwangi) –
Lempuyangan (Yogyakarta). Sama seperti kereta yang kami naiki ketika menuju
Jember kemarin. Kalau tidak salah tiketnya pukul 9 pagi dan sampai di Jogja
mungkin malam. Barang sudah di pack dan semuanya sudah siap untuk
dibawa. Akhirnya kira-kira pukul 8.30, aku mengantarkannya ke Stasiun Jember.
Sebelum itu, kami membeli sarapan di penjual pinggiran jalan yang kemarin kami
juga sempat beli ketika awal-awal di Jember. Setelah itu kami menuju stasiun
Sampai di
stasiun, ia langsung turun. Kami berfoto sebagai tanda selesainya perjalanan
(lebauy!). Setelah itu ia langsung turun dan masuk ke stasiun. Sepertinya takut
akan ketinggalan kereta haha.
-- Selasa, 25
Februari 2020 --
Kalau kemarin
Ditto yang pulang, hari ini adalah giliranku. Pagi hari, aku agak gugup
sebenarnya akan melakukan perjalanan ini. Entah kenapa aku juga tidak begitu
tahu. Oiya aku diberi oleh-oleh oleh bulekku sebotol air zam-zam. Semuanya
sudah aku siapkan dan dibungkus dengan baik untuk dibawa dalam perjalanan. Saat
hendak berangkat, bahkan aku sudah berpamitan dengan mbah, aku merasa ada yang
kurang. Dan benar saja, ada sesuatu yang ketinggalan ternyata.
Sesuatu ini
penting. Aku harus mencarinya sampai ketemu! Aku mencarinya dengan seksama ke
semua tempat yang memungkinkan. Namun, aku tidak dapat menemukannya
dimana-mana. Bahkan sampai kerir dibuka lagi dan aku cari ke seluruh rumah ini
masih saja tidak ada. Akhirnya, aku menyerah mencari. Aku mengepak semuanya
kembali dan segera berangkat diantar oleh Algi. Kami langsung berangkat ke Terminal
Tawang Alun.
Di Terminal
Tawang Alun, aku berpisah dengan Algi dan langsung mencari bis yang mengarah ke
Surabaya. Aku menemukan sebuah bis yang cukup bagus, kelihatannya eksekutif dan
masih sepi. Aku menaikinya dan diikuti oleh beberapa orang yang tidak terlalu
banyak. Kira-kira 10 menit menunggu, akhirnya bis diberangkatkan.
Di jalan, bis
ini ngebut banget! Ngeri aku merasanya didalam bis. Apalagi aku duduk di paling
belakang dan setiap belokan terasa banget. Nah, di tengah-tengah perjalanan,
aku ditarik biaya tiket oleh kernet. Ternyata murah, 70 ribu! Jika dibandingkan
dengan bus ekonomi yang tahun lalu aku naiki malah 60.000, setuju kan kalau aku
bilang ini lebih murah dengan kondisi bis yang lebih baik. Namun semuanya
tergantung kebutuhan kalian ya! Naik bis ekonomi tahun lalu juga lebih banyak
kenangannya hehe.
Tiba-tiba juga
di perjalanan aku teringat. Kok kayanya aku gak masukin air zam-zam ke kerir
ya? Aku cek dan ternyata benar. Aku menghubungi Algi dan benar saja, sebotol
air zam-zam gagal untuk dibawa sebagai oleh-oleh karena tertinggal di meja
ruang tamu. Lalu, Algi juga bilang kalau barang yang aku cari, ternyata
terbuang ke tempat sampah. Barang ini tertempel di undangan yang aku buang. Aku
tidak menduganya sama sekali! Ya sudahlah, akhirnya kami membicarakan bagaimana
solusinya selagi aku juga di jalan.
Gagal melihat deretan Arjuno, Welirang, Penanggungan karena sedang hujan
Ketika bis ini
sudah naik tol menuju Surabaya, bis ini semakin gila jalannya. Ngebut super!
Aku sih takut waktu itu hahaha. Apalagi tiba-tiba hujan turun dan jalanan
licin. Tapi untung saja, aku sampai di Terminal Purabaya dengan selamat
kira-kira pada pukul 3 sore. Aku melaksanakan ibadah yang tertinggal dan aku
berniat untuk beristirahat dulu. Melemaskan syaraf yang tegang akibat habis racing
di dalam bus hahaha.
Tiba-tiba saja,
hujan yang sangat deras datang. Tenanglah, mungkin ini cuma hujan yang sedang
lewat. Aku menunggu hujan reda sambil memainkan ponsel. Tak disangka, hujan ini
bertahan hingga jam 9 malam ternyata. WAW! Aku sudah mencoba berbagai posisi
rebahan di musola dan sudah makan malam juga bahkan. Aku berpikir, aku bisa
berakhir disini sampai pagi kalau aku gak bergerak. Mumpung hujannya sudah agak reda, aku
memutuskan untuk bergerak keluar dari terminal ini.
Tapi, sebelum
aku keluar, ada seorang ibu-ibu yang memang sudah di mushola ini juga cukup
lama, menghampiri aku. Ia berkata mau minta tolong aku buat menyalakan hp
Sumsang-nya. HP-nya gak mau menyala karena tadi habis terjatuh katanya.
Ternyata setelah aku lihat, layar dari hpnya terlepas dari mesin namun gak
sampe copot begitu. Kasian sekali beliau dari Ponorogo kesini mau dijemput
saudara malah kena apes kaya gini. Aku inisiatif untuk menawarkan WA pakai
hpku. Kebetulan juga beliau hafal nomor saudaranya. Beruntungnya, saudaranya
punya WA dan aku bisa menelponnya untuk menjemput ibu-ibu ini. Singkat cerita,
aku berpamitan dengan ibu itu karena hendak keluar dari terminal.
Oh iya,
rencananya, aku mau ke rumah Izharu untuk menginap selama semalam sebelum
paginya aku akan pulang ke Kalimantan. Ayah Izharu sudah bilang kalau nanti
bakal dijemput. Dan benar saja, beliau sudah menjemput sesuai dengan lokasi
yang aku bilang. Namun ternyata beliau gak mendapati aku di lokasi tersebut
karena ternyata aku di lokasi satunya. Walhasil beliau mengabari aku bahwa
beliau sudah pulang lagi. Akhirnya, aku naik gojek ke rumah Izharu.
Aku mendapatkan
driver gojek akhirnya. Seorang mas-mas yang bilang bahwa dia habis kebanjiran.
Selama perjalanan ia bercerita banyak. Mulai dari apa yang sedang tren di
Surabaya hingga bagaimana orderannya bikin kesel malam ini. Ceritanya membuat
perjalanan kami yang kedinginan diterpa gerimis kecil menjadi hangat. Bahkan
mungkin ini salah satu driver yang paling menyenangkan yang pernah aku
dapatkan. Waktu aku turun, aku kasih dia bintang lima, bahkan kalau bisa lebih
hahaha.
Akhirnya aku
sampai di rumah Izharu. Aku beramah tamah, membersihkan diri dan mengobrol dengan
keluarganya. Bedanya kunjunganku kali ini, keluarganya sedang di rumah semua.
Samanya dengan kunjungan yang lalu adalah, Izharu sedang tidak dirumah! Kali
ini ini sedang di Bali mengunjungi neneknya. Karena aku sudah terlampau lelah,
tak lama, aku tertidur. Kala itu, di luar gerimis air masih sedikit terdengar.
Bersambung.
0 Comments