STMKG dan Dhira Janitra adalah rangkaian cerita yang ditulis dengan indah kedalam buku sejarah hidupku. Oleh karena itu, kali ini menyempatkan bertemu dengan beberapa teman-teman yang sedang ada di Pondok Betung maupun yang ada urusan ke Pondok Betung.
Bertemu teman-teman-ya walaupun tidak semuanya-adalah
salah satu agendaku dalam main-main ke ibukota kali ini. Melihat kampus juga
menjadi salah satu agenda penting. Kok terkesan lebay ya? Intinya begitulah. Di
hari pertama aku sampai, dengan motivasi kehabisan sabun cuci piring aku
terpaksa keluar ke Megamart. Di perjalanan, aku melewati kampus yang-walaupun
malam-bisa dilihat ada perbedaan yang cukup jelas. Terdapat logo kampus di
Gedung Rektorat yang menyala dalam kegelapan (glowing gitu). Memang, kabar-kabar
makin apiknya kampus akibat revitalisasi sudah terdengar sejak lama dan malam
itu aku melihat sendiri buktinya.
![]() |
Papan nama STMKG saat ini yang sudah lebih terang |
Ditto menjadi teman kampus pertama yang aku temui setelah
selama 1,5 tahun di rumah saja. Pagi harinya, kami bersepeda ke daerah Taman
Menteng. Kemudian, dalam perjalanan pulang, aku bertemu dengan Ardi (Lombok)
yang sedang lari pagi. Dia cukup terkejut karena tidak mengetahui kabar
kedatanganku dan tiba-tiba muncul di depan mata dia hingga membuat dia sedikit pangling.
Aku menghampirinya dan berbincang sebentar sebelum dia kembali melanjutkan
kegiatannya.
Aku mungkin tidak menceritakan pertemuanku dengan teman-temanku secara kronologis, namun aku coba membuatnya seruntut mungkin. Pertemuan selanjutnya adalah dengan junior yang cukup dekat, Azwar. Suatu ketika, di sore hari aku sedang keluar untuk melihat apakah tong sampah yang aku taruh didepan rumah Om Iman sudah diambil oleh tukang sampah. Ternyata belum. Nah, kebetulan, rombongan Azwar dkk. yang waktu itu diperbantukan ke kampus untuk PTB, baru saja lewat dan melihat aku. Akhirnya mereka berbelok dan berbincang sebentar denganku.
![]() |
Pertemuan dengan Azwar kedua kalinya, aku diajak lari sore di Gelora Bung Karno, Senayan, yang mana pengalaman pertamaku |
Bertemu kembali dengan Bintang adalah pertemuan yang
disengaja. Waktu itu dia bilang kalau dia mau ke Serpong untuk menjemput orang
tuanya dan akhirnya mampir sebentar di kos. Suatu sore, tiba-tiba saja ada yang
mengetuk pintu kos dan ternyata itu dia. Aku bukakan pintu dan persilakan dia untuk
masuk. Kemudian kami berbincang-bincang cukup lama. Masih sama, pikirku.
Setelah bosan mengobrol, kami keluar. Aku minta untuk diantarkan ke BNI
terdekat karena aku ingin melakukan transaksi. Setelah selesai, kami kembali ke
Pondok Betung, minum segelas jus di Ar-Rayyan dan dia langsung kembali ke
Serpong.
Selanjutnya, pertemuan dengan Betrix, Cia, dkk. Suatu
pagi aku sedang bersih-bersih di depan kos. Pintu kos tertutup. Namun, melalui
kaca aku bisa melihat ada seseorang yang sepertinya aku kenal lewat di depan
kos. Akhirnya aku mencoba untuk membuka pintu kos untuk melihat benar-benar
lagi siapa yang lewat. Kok mirip sama Cia dan Betrix? Akhirnya aku beranikan untuk
berteriak memanggil nama mereka berdua dan ternyata benar! Mereka langsung
menengok ke belakang dan agak terkejut dengan kehadiranku. Waktu itu, mereka
sedang mencari makanan. Cia bilang bahwa dia juga baru saja datang ke Pondok
Betung pagi ini. Ternyata mereka sedang hendak berfoto studio begitu.
Jum’at malam, aku mengajak Betrix untuk bertemu di
Megamart. Sore harinya, Wandes juga mengabari bahwa ia ingin bertemu dan
akhirnya kami bertiga bertemu di Megamart. Aku datang pertama waktu itu,
selepas Isya’. Megamart menjadi tempat pilihan kami karena letaknya yang tidak
jauh dari kos kami, alias di tengah-tengah dan tempatnya enak, karena sumber
makanan dan ada meja dan kursi untuk kami berbincang. Kami berbincang dengan
cukup puas hingga salah satu pegawainya harus minta maaf karena hendak mengusir
kami yang masih diam di tempat hingga hendak tutup. Mengakhiri pertemuan, kami
berfoto kemudian pulang.
![]() |
Pertemuan dengan Betrix dan Wandes di Megamart |
Minggu kedua di Pondok Betung, aku kembali bertemu dengan beberapa teman. Bintang memutuskan untuk menginap di kos selama satu minggu. Dia ingin menyelesaikan urusan persyaratan akhir skripsi di Pondok Betung, biar enak ada yang nemenin. Jadi dia di kos selama kurang dari satu minggu. Kemudian, di hari Selasanya, Afi datang. Dia ingin jalan-jalan di Jakarta sekaligus mengambil beberapa barangnya yang masih ada dikos. Karena dia sudah tidak kos disana, dia numpang di kamarnya Dendi yang masih Ia bayar hingga saat itu. Jadi, sekarang kami bertiga di kos-kosan. Cukup menghilangkan kesendirian selama satu minggu pertama di kos.
Minggu ketiga di Pondok Betung, urusan pengumpulan buku
untuk perpustakaan dan cetakan skripsi memasuki tenggat waktu. Waktu itu, Divy
selaku penanggungjawab cetakan untuk kelas kami mendatangi kos ku untuk
berkoordinasi dan juga membantuku dengan beberapa pekerjaan. Tengah hari,
setelah Dzuhur, dia datang ke kos diantar oleh Anggi (Anggita ya, bukan
Pevriadi). Akhirnya kami mulai bekerja, menuliskan nama anak kelas yang lain
dan ditempelkan di persyaratan yang akan dikumpul. Ditengah-tengah waktu kami
bekerja, Izharu mengabari bahwa dia minta dijemput di Stasiun Pondok Ranji.
Berangkatlah aku untuk menjemputnya dan akhirnya kami bertemu setelah 1,5
tahun.
Hari semakin sore. Pekerjaan aku dan Divy sudah selesai
dan tiba sesi santai. Anggi datang kembali ke kos dan mengobrol dengan puas
sekali bersama Divy. Seperti biasa dan tidak tahu kenapa, walau yang mereka
omongkan itu hal serius yang tidak membuat ketawa, tapi aku selalu ingin ketawa
mendengar mereka bicara. Logat Betawi yang sangat kental itu lucu bawaannya
menurutku. Mana intonasinya cepat dan ceplas-ceplos gitu. Nambah lucu. Di sisi
lain, Izharu selesai beres-beres. Lho kok beres-beres? Ya, dia akan melanjutkan
perjalanan kembali ke tempat dosen pembimbingnya dan dia ke kos ini cuma mampir
sebentar, menengok anak-anak kos yang ada disana.
![]() |
Me with my Mega21 friends |
Minggu ketiga cukup sibuk. Dikarenakan di minggu inilah
kami-aku dan Ditto-bertugas untuk mengumpulkan syarat-syarat tadi ke kampus.
Lama tidak menggunakan PDH, ternyata PDH ku masih cukup dan tidak sesak-sesak
banget juga. Alhamdulillah. Kira-kira jam 2 siang, kami mulai ke kampus dan
bertemu dengan beberapa staff maupun dosen. Ketemu Bu Andini, Pak Puji, dan
para satpam di kampus setelah lama tidak bertemu. Alhamdulillah, paling tidak
Pak Puji masih ingat denganku hehe. Kampus sudah berubah jadi lebih bagus.
Gedung-gedung di cat ulang dengan kombinasi warna yang BMKG banget, yaitu biru,
putih, dan hijau. Kemudian lapangan juga batanya diganti semua sehingga menjadi
halus begitu. Umum ya, ditinggal malah makin bagus haha.
0 Comments