Bismillahirrahmaanirrahim.
Sebenarnya agak malas (males banget mungkin malah) mau buat seri baru, karena seri sebelumnya yang belum selesai disunting. Tapi, memori otak yang terbatas ini lantas akan dengan mudah lupa semua yang sudah aku jalani dalam menuju pendidikan pascasarjanaku. Maka dari itu, akan aku tuangkan semuanya dalam seri tulisan baru berjudul “Menuju Pascasarjana” ini. Disini, aku akan berbagi berbagai pengalaman yang aku lalui dan akan aku beberkan hal-hal terkait pengurusan tugas belajar di tempat kerjaku. Harapanku adalah agar orang lain bisa dimudahkan dengan adanya petunjuk yang aku sediakan disini, tidak lagi kebingungan dalam mengurus administrasi seperti yang aku rasakan. With no more basa-basi, let’s get straight to the point!
- Berkenalan dengan IELTS -
Akhir 2022, aku sudah bekerja secara penuh (full time) di Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, BMKG Pusat. Pola kerjaku disana adalah shift, dimana aku kerja dalam beberapa waktu dan kemudian mendapatkan libur beberapa waktu juga. Hal ini membuat aku memiliki banyak waktu luang dimana biasanya aku habiskan dengan bersepeda keliling Jakarta, jalan-jalan, atau sekadar di kos mengerjakan apa yang bisa dikerjakan di laptop, atau bahkan kerja lagi menggantikan dinas orang (saking bingungnya mau apa lagi).
Singkat cerita, ada pembukaan kursus IELTS yang diadakan oleh bidangku. Aku tertarik, karena rasanya sudah lama tidak mengikuti kursus bahasa Inggris dan untuk kembali mengasah kemampuan bahasa Inggrisku. Selain itu, agar aku ada kegiatan lain di waktu liburku dan karena waktu itu aku masih kos di Kemayoran, jadi jarak tidak jadi masalah dalam mengikuti kursus ini. Akhirnya aku mendaftar dan dari hasil pra-tesnya, aku dinyatakan lolos.
Kursus ini dilaksanakan secara langsung di kantor pada sore hari setelah jam reguler usai. Aku lupa berapa kali dalam seminggu kami datang untuk kursus. Sekitar 30-an orang berpartisipasi dan tidak hanya dari bidang kami, tapi juga dari bidang lainnya di lingkungan Pusat Gempabumi dan Tsunami. SUN Education (tidak di-endorse ya gais) menjadi mitra dalam kursus ini dan kami diajari oleh dua mentor. Kami dibimbing mulai awal sekali mengenai IELTS ini. Karena fokusnya ke tes IELTS, jadi kami sudah tidak lagi mengenal tenses dan hal seperti itu. Adapun hanya dibahas sedikit, untuk mengingatkan. Aku senang dengan keproduktifan ini, karena sudah lama rasanya tidak aktif di per-bahasa Inggris-an, kecuali pas lagi nyanyi lagu Taylor Swift (sad).
Sekitar tiga minggu berlalu, kursusnya selesai dan pikiran naifku mengira "ya sudah, kembali bekerja seperti biasa". Eh, ternyata, kita juga mendapatkan kesempatan untuk tes IELTS. Reaksi pertamaku adalah kaget, karena aku belum siap untuk melangkah secepat ini dan karena biasanya IELTS digunakan untuk studi lanjut, aku belum tahu mau kemana tujuan kuliahku. Tapi ya, mau tidak mau diikuti karena sudah merupakan paket kontraknya. Akhirnya aku mendaftarkan diri untuk ikut tes IELTS di akhir tahun, tanggal 23 Desember 2022 (seingatku), di hari Jum’at, dimana tidak banyak dipilih oleh orang-orang lain di bidangku.
Hari-H tes, hanya aku dan mas Aziz orang BMKG yang tes di hari itu. Aku sedikit deg-deg-an dan “serius” dengan tes ini. Hal ini terbukti dengan aku yang belajar keras di hari sebelum tes, sedangkan mas Aziz yang sudah pernah, merasa biasa saja :”). Karena ini hari Jum’at, tesnya dibagi menjadi dua sesi. Sesi speaking sebelum sholat Jum’at dan sisanya setelahnya. Pukul 10-an, sesi speaking dimulai. Aku diwawancarai oleh (bisa dibilang) kakek-kakek yang merupakan pembicara bahasa Inggris asli. Aku suka dengan pembawaan beliau karena seperti sedang bicara ke mbah-mbah di Jogja yang mana membawaku menjadi rileks dan bisa berbicara dengan lancar. Sehat-sehat ya mbah.
Oh iya, aku lupa bilang kalau aku tes di IDP Kelapa Gading. Lanjut, setelah selesai sholat Jum’at, tiga tes sisanya dimulai dan ya seperti yang diajarkan oleh para mentor sih metodenya, tidak ada yang beda. Cuma, ada satu kejadian yang paling aku ingat. Waktu itu adalah soal filling blanks di seksi listening kalau tidak salah. Di layar komputer, pertanyaan (yang harus dilengkapi blanks-nya) ada di sebelah kiri dan jawabannya di sebelah kanan. Intuisiku mengatakan bahwa aku harus klik pertanyaan lalu jawabannya untuk menyelesaikan. Semacam pertanyaan tarik garis kalau di SD dulu. Ternyata tidak, tidak ada perubahan apa-apa setelah aku melakukan hal itu. Aku coba ketik, sama tidak bisa juga. Sementara dialog yang diputar terus berjalan. Panik dong, ya panik lah!
Tapi, tiba-tiba saja Allah menunjukkan cara menjawabnya. Entah kenapa, waktu itu aku lagi klik salah satu jawaban dan kliknya tidak aku lepas, melainkan aku gerak-gerakkan tetikus yang aku pegang. Loh, ternyata jawabannya ikut gerak, ternyata caranya adalah dengan di drag and drop. Dari situ, aku langsung isi semuanya mumpung ingatan jawabannya masih ada :”) Walhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk jawab pertanyaan itu.
Setelah 3 jam, akhirnya tes selesai dan aku pulang ke kos untuk menyiapkan barang-barang untuk pulang kampung. Iya, tes ini aku lakukan H-1 pulang kampung gais. Terus selama di kampung, aku terus-terusan cek web IELTS untuk cek hasil dan tiga hari kemudian, hasilnya keluar. Skor keseluruhanku adalah 7,5! WOW! AMAYZINK! Sangat membagongkan, diluar prediksi BMKG dan nurulku. Aku mengabari mentorku kabar bahagia ini, dan tak lupa, orang tuaku juga.
- IELTS Kedua Kalinya -
Hasil IELTS pertamaku pada akhirnya sampai di orang-orang Pusdiklat BMKG dan singkat cerita, aku ditawari untuk mengikuti kursus intensif untuk meningkatkan nilaiku. Awalnya aku pikir “wih, mau berapa lagi? Nilai yang sekarang aja itu sudah jauh diatas ekspektasiku.” Tapi, karena ada tawaran yang baik ini dan mungkin kesempatan tidak datang dua kali, akhirnya aku ambil Kursus IELTS Intensif Pusdiklat x British Council (BC).
Selepas Idul Fitri 2023, kursus dimulai dengan metode daring penuh. Kita diajari oleh Mrs. Premila dari India. Kursus ini memanfaatkan media Zoom, modul-modul dan latihan-latihan yang disediakan oleh British Council di lamannya. Setiap sebelum pertemuan, selalu ada pre-test yang harus dikerjakan dan begitu pula setelah pertemuan. Kemudian, ada beberapa mock test yang harus dikerjakan juga sebelum kursus selesai secara keseluruhan. Jujur saja, aku sering kelewatan mengerjakannya karena sibuk dengan pekerjaan juga.
Kursus dilaksanakan seminggu 3 kali kalau tidak salah dan waktunya di siang hari. AHHH, ini seharusnya waktu untuk tidur dan karena panas, aku jadi tidak terlalu konsentrasi belajarnya. Tapi aku coba sebisa mungkin untuk menyerap apa yang disampaikan. Metode belajarnya adalah dengan diberi topik mengenai keseharian kita yang dikaitkan sama masing-masing aspek dalam IELTS. Nah, karena ini kursus intensif, jadi pesertanya cuma sedikit. Hanya 10 orang yang dibagi kedalam dua kelas. Kelasku isinya ada aku, Mbak Dayu (Pusjarkom), Pak Rista (STMKG), Mbak Litanya (PGT), sama Mas Hakiki (Pusmetpub).
Setelah satu bulan berlalu, akhirnya kursus selesai dan Mrs. Premila bilang kalau dia sedih tidak bisa mem-”bully” aku lagi besok. Iya gaes, aku emang di-”bully” sama guru sendiri di kelas hihi. Setelah itu, kita disuruh memilih waktu tes dan aku memilih di tanggal 25 Juni 2023 di IALF Sudirman Park, Jakarta. Bismillah, semoga bisa meningkat skorku. Tempat ini juga jadi tempat tes banyak temanku yang ikut pelatihan dari Pusdiklat.
Hari-H, tesnya ini agak siang dan didahului dengan tes speaking. Sayangnya, tes kali ini kurang menarik. Lawan bicaraku terlihat lemas, tidak tertarik, dan malas yang membuat aku jadi agak gugup tapi aku lawan untuk tetap berbicara lancar. Selesai, lanjut ke tiga tes selanjutnya yang alhamdulillah lancar, walaupun ruangan tesnya kurang mantap dibandingkan IDP Kelapa Gading sih. Setelah itu, aku pulang untuk mempersiapkan penerbangan ke Jayapura. Yak, ada dinas luar kesana hehe.
Seminggu setelahnya, aku dikabarin bahwa hasilnya sudah selesai. Namun, sayangnya hasilnya tidak ada di web IELTS sehingga aku harus mengambil langsung ke IALF. Ya sudah aku ambil dan waktu aku ngambil, WOW! TERKEDJOET PART II GAIS! Ternyata naik jadi 8.0 skor rata-rataku dengan peningkatan tajam di reading yang menjadi 9.0, purrfect score! Aku keluar dari IALF dengan riang gembira mencak-mencak (beneran ini) hahaha! Lalu aku lanjut ke acara syukurannya anaknya mas Alfath.
Jadi,
begitulah guys perjalananku dengan yang namanya IELTS. Setelah dua kali
mengikuti les dan tes IELTS, aku jadi punya beberapa tips dari aku pribadi yang
mungkin berguna untuk kalian semua.
- Sering-sering latihan saat belajar dan sebelum tes - ada banyak web yang menyediakan soal-soal latihan gratis yang bisa digunakan untuk mengasah kemampuan kita. Aku sendiri sering memakai https://ieltsonlinetests.com yang punya banyak modul baru setiap bulannya untuk dikerjakan. Luangkan paling tidak sehari mengerjakan 1 bagian dari 1 modul (misalnya modul A - listening).
- Adakan speaking mock up test dengan teman yang menurut kalian bisa bantu. Walaupun mungkin tidak seakurat tesnya, tapi paling tidak bisa kasih gambaran tesnya seperti apa dan paling penting, melatih kepercayaan diri kalian waktu ngomong. Tips dari Ms. Premila waktu itu adalah bayangkan lawan bicaramu saat tes adalah orang yang kamu suka. Terserah, mau itu ibu, ayah, pacar, kakek, atau nenekmu dan dengan begitu, kamu akan mendapatkan kenyamanan, kepercayaan diri, dan belibet ngomongnya bakal lebih dikit. Ide bicara pun bisa keluar lebih lancar.
- Sehari sebelum tes, gunakan waktu itu untuk istirahat yang cukup dan baca-baca materi saja. Agar tidak gugup kebayang tes di besok hari dan ya lebih siap secara fisik aja. Karena duduk lama waktu tes itu juga bikin capek loh.
- Kenali cara-cara menjawab saat tes. Ada yang diketik, digeser, dan dipilih. Jangan sampai kaya saya yang bukan cari-cari apa jawabannya, tapi bingung gimana cara jawabnya dan lumayan menghabiskan waktu.
- Untuk reading, baca pertanyaan dulu, baru baca bahan bacaannya. Identifikasi keyword dari masing-masing pertanyaan dan cari letak dari keyword tadi di bacaan. Listening pun sama, cuma kalau listening harus sambil jalan, sambil jawab.
- Ini tips dari aku pribadi banget dan mungkin tidak relevan dengan orang lain. Be less overthink! Untuk reading dan listening, sebenarnya adalah permainan keyword tadi. Ketika kamu menemukan kata yang sama antara pertanyaan dengan bahan bacaan, pasti jawabannya ada di dekat-dekat situ, gak jauh-jauh. Make sure boleh, tapi gak usah dipikir terlalu panjang.
- Untuk writing, kenali pertanyaan dan identifikasi bagaimana cara menjawabnya. Ada berbagai jenis pertanyaan yang cara jawabnya juga berbeda-beda. Namun secara umum, struktur dari jawabannya adalah opening (sekilas dari seluruh grafik dan penjelasan dikit mengenai data yang dijembrengin, 1 paragraf) - inti (deskripsikan titik-titik ekstrim dari data saja, tidak usah dijelaskan satu persatu, 1-2 paragraf) - closing (kesimpulan dari tulisan, 1 paragraf).
- Belajar vocabularies itu penting untuk tau sinonim dari kata-kata saat tes. Lakukan ini dari jauh-jauh hari sebelum tes karena belajar vocabularies itu perlu diulang-ulang.
- Yang paling penting disadari juga adalah, semuanya butuh waktu. Belajar itu tidak akan langsung bagus hasilnya tapi seiring waktu, kamu akan memanen satu-persatu hasilnya. Jadi, jangan ragu untuk menginvestasikan waktumu dipersiapannya.
- Jangan lupa berserah diri dan berdoa sebelum belajar dan tes agar otaknya dimudahkan mencerna semuanya!
Mungkin itu
tips-tips yang bisa aku kasih. See you on the next page ya!
0 Comments