Advertisement

Responsive Advertisement

04. Maret dan April

 - A Surprising March - 

Maret adalah bulan yang sedikit jedag-jedug. Untuk pertama kalinya, aku masuk kepanitiaan kegiatan yang melibatkan orang luar negeri. Waktu itu ada dua personel Instituto do Petróleo e Geologia (IPG) Timor Leste yang berkunjung ke BMKG untuk mengadakan on the job training (OJT). Ada Pak Geo dan Pak Teo yang ternyata masih lancar banget bahasa Indonesianya dan hal ini memudahkanku dalam mendampingi mereka. Mereka berada di Indonesia kurang lebih selama 10 hari yang mana itu adalah hari-hari terakhir sebelum Ramadan. Selain itu, 10 hari itu aku sudah tidak kos di Kemayoran lagi gaes, sudah pindah ke Pondok Betung. Untungnya, lagi ada temenku yang ikut pertukaran pegawai ke PGN dan aku bisa ikut menginap di hotelnya. 

Foto bareng Pak Teo (kiri) dan Pak Geo (kanan)

Sampai sini sudah cukup jedag-jedug kan? Makin nambah nih karena di pertengahan OJT ada kunjungan dari beberapa akademisi University of Cambridge (Prof. Nicholas Rawlinson dengan beberapa muridnya dan Kang Pepen Supendi yang sedang postdoctoral di sana). Mereka memberikan semacam short course yang aku juga lupa tentang apa. Sebenarnya sih pingin ikut, tapi karena aku megang acara OJT, jadi aku gak bisa ikut. Ya sudah, mau gimana lagi kan. 

Singkat cerita, tiba-tiba di malam harinya, aku dijapri oleh Pusdiklat, diminta untuk ikut wawancara dengan University of Cambridge. HAH? Dalam hati "gue gak siap ya Allah, masih istirahat dari Fulbright sama MNZS pula." Sesungguhnya aku pingin banget nolak waktu itu karena capek dengan kegiatan OJT ini. Tapi aku coba pikir ulang, lagi-lagi kesempatan itu mungkin tidak datang dua kali dan siapa tau ini adalah jalan yang Allah beri buat aku. Akhirnya aku iyakan (walau dengan berat hati) permintaan Pusdiklat. Dan karena dadakan, aku benar-benar tidak ada persiapan apapun. 

Keesokan harinya, hari ulang tahunku, aku minta mas Sesar untuk backup jaga OJT. Kira-kira pukul 09.00 pagi, aku ke lantai 12 untuk melaksanakan wawancara. Aku kira aku aja nih ya, ternyata ada Mbak Clara, Mbak Litanya, Pak Indra, dan beberapa orang dari Kedeputian Inskalrekjarkom juga. Oke, aku lega karena tidak sendiri. Tapi tapi tapi, mereka ini semuanya udah senior-senior dan who am I to compete against them? Selagi menunggu, aku diberitahu untuk coba pelajari tentang universitasnya dan perdalam proposal penelitianku. Saking gak siapnya aku, bahkan aku gak tau loh ada yang namanya University of Cambridge ini. Letaknya dimana, reputasinya gimana dsb itu nol besar di kepalaku. Akhirnya aku coba baca-baca sekilas aja yang mana itu juga gak masuk di kepala (mental gais saking dadakannya). 

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya aku dipanggil untuk masuk ke ruangan wawancara. Ada bu Roro (Pusdiklat), Prof. Nicholas, dan Kang Pepen. Aku mulai dengan sesopan mungkin untuk memperkenalkan diri dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari Prof. Nicholas (Nick). Bagiku gila sih, gak pernah masuk dalam skenario atau bayanganku aku akan tiba-tiba duduk di depan seorang profesor dan diwawancarai. I felt overwhelmed but I tried to make myself as relaxed as possible so that I would be able to give the best possible outcome. Pertanyaannya seputar penelitian dan bagaimana tujuanku selanjutnya setelah kuliah. Selain itu juga ditanya apakah berminat untuk langsung S3. Aku jawab, (kasarnya gini) “bentar pak, gue masih dalam tahap istirahat, handle acara, masih junior banget di kerjaan, untuk sekarang kayanya S2 aja pak. Tapi kalau memang ada kesempatan waktu aku S2, ya gaskan aja sih pak.” Dan setelah kurang lebih 15 menit, wawancara selesai dan dilanjutkan dengan kandidat-kandidat selanjutnya. 

Foto setelah makan bersama di Lt. 13 dengan Prof. Nicholas Rawlinson dan segenap kolega dari BMKG

Setelah semuanya selesai, kami dibawa ke lantai 13 yang ternyata adalah tempat makan. Kami diajak untuk makan siang bersama dan WOW, ini pertama kalinya aku kesini. Alhamdulillah dapat kesempatan langka dan kami sempat berfoto bersama setelah makan. Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, aku kembali ke lantai 5 untuk menemani mas Sesar memegang kegiatan OJT. 

Nah, setelah wawancara ini aku baru tau ternyata beliau ini penemu salah satu program untuk ambient noise tomography dan universitasnya adalah universitas top 5 dunia. Wagilaksih, aku gak tau semua info ini dan jadi overthinking karena ini benar-benar diluar ekspektasi dan standar yang aku punya. Tapi, yaudah deh jalanin aja dulu siapa tau memang rezekinya disana. Aku sudah terlalu banyak mengkhawatirkan masa depan di masa laluku dan sekarang saatnya menjadi lebih berani. 


- April dan Ramadan -

Ramadan kali ini aku tidak pulang kampung karena memang pingin di perantauan aja. Sekali-kali ngerasain vibes puasa di Jakpus gimana sih? Orang tua juga tidak mempermasalahkan. Aku sering pergi ibadah ke Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) di Sektor 9. Nah, pas di tanggal 13 April, setelah aku tarawih disana, aku buka hp dan ternyata ada surel baru masuk dari Prof. Nick. Aku deg-degan sembari membuka. Ternyata beliau bilang kalau beliau tertarik sama proposal penelitianku dan aku diminta menentukan waktu untuk wawancara informal dengan beliau sembari bicara mengenai pendaftaran ke universitasnya. WHAT?! Benar-benar kaget sih ini aku rasanya karena semuanya terjadi diluar skenario dan rencanaku. 

Akhirnya aku coba mempersiapkan diri untuk wawancara itu. Kami sepakat untuk melaksanakannya pada tanggal 17 April jam 9 malam WIB. Di hari wawancara, beliau lagi-lagi menanyakan mengenai proposal penelitianku dan aku diminta untuk pelajari mengenai pendaftaran ke universitasnya di pranala yang beliau kasih. Setelah aku pelajari, universitasnya membuka pendaftaran untuk jurusan Earth Sciences dengan gelar Master of Philosophy. Tipe kuliahnya adalah dengan riset selama satu tahun dan aku diminta untuk mendaftar di waktu Michaelmas (mulai kuliah di Oktober). Aku ikutin saran beliau dan mulai mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan. 

Selain itu, beliau juga bilang lewat balasan surelnya kalau aku diarahkan untuk mencoba tipe penelitian yang lain yang mana tidak terlalu jauh sih bedanya sama penelitian yang aku ajukan. Aku mengajukan tomografi waktu tempuh dan beliau mengajukan tomografi ambient noise. Ah, tidak jauh-jauh amat pikirku dan beliau kan memang keahliannya disana. Jadi aku mantap untuk mengikuti saran beliau untuk mengganti tema penelitian dan mendaftar di Cambridge. 

University of Cambridge (sumber)

Selain hiruk-pikuk mengenai Cambridge, di bulan ini aku mendapatkan surel dari pihak MNZS yang menyatakan bahwa aku tidak lulus seleksi administrasi. Jujur saja, aku “yaudah” gitu aja sih karena memang jurusan yang aku pilih tidak masuk di jurusan prioritas atau yang disarankan. Selain itu, esaiku juga cuma dikarang dalam 2 minggu, jadi pasti kualitasnya tidak sebagus kandidat lain. Jadi ya “yaudah”. Oke, sepertinya sudah cukup untuk cerita di bulan April. Kita lanjut ke bulan Mei dan Juni. 

Post a Comment

0 Comments