Advertisement

Responsive Advertisement

05. Mei dan Juni

Di bulan ke-5 dan 6 ini, ada beberapa hal yang mau aku ceritakan dan ketiga cerita ini terjadi secara hampir bersamaan. Semoga gak bingung membacanya ya guys!

 

- Kelanjutan Pendaftaran Cambridge -

Oke, bulat keputusanku untuk mendaftar di universitas yang sampai saat ini aku masih agak blank mengenai reputasinya karena aku terlalu sibuk mempersiapkan, jadi gak sempat cari-cari di YouTube maupun Google. Aku berusaha dengan langkah terbaikku di jalan yang Allah kasih ini. Pendaftarannya dilaksanakan secara daring penuh melalui tautan yang ada di laman program studi. Aku sendiri memilih program studi Earth Sciences dengan gelar Master of Philosophy (M.Phil). Informasi mengenai prodi tersebut bisa dibaca di https://www.postgraduate.study.cam.ac.uk/courses/directory/eaesmpmea. Tombol ke portal pendaftaran, waktu-waktu penting pendaftaran, struktur kurikulum, dan info lengkap lainnya bisa dibaca di laman itu juga. 

Setiap tahun, prodi ini membuka tiga waktu pendaftaran (term). Kuliah pertama atau term pertama dalam satu tahun kalender adalah Lent yang dimulai pada Januari, kemudian Easter yang dimulai pada April, dan terakhir adalah Michaelmas yang dimulai pada Oktober. Untuk satu tahun akademik, dimulai pada Michaelmas dan berakhir di Easter. Aku disarankan untuk mendaftar di Michaelmas 2023 oleh Pak Nick dan aku nurut (HAHAHA). Hal-hal yang diperlukan untuk pendaftaran adalah:

  • Data dan kontak pribadi.
  • Informasi mengenai paspor dan visa.
  • Preferensi college
  • Latar belakang akademis dan dokumen-dokumen terkait.
  • Dua rekomendasi yang diisi secara daring. 
  • Latar belakang pekerjaan.
  • Rencana penelitian (karena aku mendaftar untuk program riset), termasuk judul, ringkasan, nama pembimbing (jika sudah ada), dan pengalaman riset. 
  • CV, tujuan karir, dan informasi tambahan. 
  • Informasi pembiayaan kuliah (jika sudah ada).
  • Terjemahan transkrip akademis. 
  • Sertifikat tes bahasa Inggris (IELTS). 
  • Biaya pendaftaran 50 GBP.

Semuanya aku lakukan dengan deg-deg-an, kayak “beneran tah ini aku daftar kesini?” Tapi, semuanya alhamdulillah dilancarkan oleh Yang Maha Kuasa. Bahkan Pak Nick mau bantu koreksi esaiku berkali-kali (betapa baiknya beliau). Hingga akhirnya semuanya selesai di 16 Mei. Hanya doa sekencang-kencangnya yang perlu dilakukan sekarang agar mendapatkan hasil terbaik menurut-Nya.

EEEIIIITS ~

Belum selesai guys ceritanya. Suatu hari, aku dapat surel dari Pak Nick yang bilang kalau akan ada koleganya yang mau wawancara aku. Tapi ini tidak termasuk dalam tahapan pendaftaran dan hanya wawancara informal. Tak lama, bapak kolega ini mengirim aku surel. Beliau adalah Mr. Sergei Lebedev yang juga orang Department of Earth Sciences. Setelah berbicara via surel, akhirnya kami menyepakati untuk wawancara di 29 Mei. Oke, jadwal disepakati dannnn ternyata ada sedikit insiden yang bikin aku deg-deg-an di hari-H. 

Kami sepakati akan wawancara di jam 9 pagi waktu Inggris alias jam 4 sore waktu Indonesia Barat. Aku mulai masuk ruangan 15 menit sebelum wawancara dimulai. Eh lah, beliaunya malah masuk 30 menit sebelum itu. Karena beliau jadi menunggu, akhirnya Zoomnya dimatikan dan waktu aku mau masuk, muncul tulisan THE HOST HAS ENDED THE MEETING. Lho lho lho opo gak mak jeger. Aku buka surel, beliau nanya apa ada kendala koneksi dan aku balas kalau sekarang sudah siap. Akhirnya sama beliau dibukakan Zoomnya dan kami wawancara seperti biasa. Alhamdulillah, lancar semuanya dan sudah gak deg-deg-an lagi aku.

EEEIIIITS ~

Belum selesai lagi guys. Tanggal 6 Juni 2023, aku mendapatkan surel masuk yang berisi pengumuman pendaftaranku. Aku diterima dengan syarat (DUAR!!!). Berita heboh macam apa ini. Walaupun dengan syarat, aku senang ternyata tidak sia-sia semua pertimbangan dan usahaku di beberapa bulan belakangan ini. Syarat yang harus aku lengkapi waktu itu adalah:

  • Visa - padahal kan orang buat visa kalau sudah jelas mau ngapain ke suatu negara gitu ya? Ini malah dijadikan salah satu syarat. Tapi bisa dijelaskan bahwa memang belum punya visa melalui surat yang mereka berikan formatnya.
  • Pendanaan - lagi, padahal beasiswa biasanya minta LoA unconditional, tapi si pemberi LoA-nya malah mensyaratkan pendanaan. Bingung gak tuh saling kejar-kejaran.
  • Bahasa Inggris - programku mensyaratkan untuk nilai writing-nya minimal 7. Karena hanya selisih 0,5 dari skorku, jadinya aku berhak untuk mendapatkan independent assessment dari Cambridge Language Center (LangCen).

Tiga syarat itu yang lumayan bikin kepikiran karena aku membayangkan pengurusannya akan cukup panjang. Ada beberapa syarat lainnya juga yang berhasil aku lengkapi dengan cepat karena memang mudah melengkapinya. Setelah diterima, kita mendapatkan semacam nomor pendaftaran untuk masuk ke laman Cambridge Self-Service Account yang digunakan untuk memantau proses melengkapi syarat kita. Ada beberapa dokumen yang harus dibaca juga yang susah sekali dipahami karena aku masih belum terbiasa membaca dokumen bahasa Inggris yang panjang.

Surel penerimaan dari Cambridge

Berita bahagia ini tak lupa aku bagikan ke orang tua. Dan masih ada satu lagi hal penting yang perlu dilakukan. Menentukan apakah aku akan mengambil, menolak, atau meminta pindah term dari tawaran ini sebelum 11 Juli 2023. Setelah melalui berbagai curhat, mikir, doa, dsb, akhirnya aku memutuskan untuk pindah term yang awalnya Michaelmas (Oktober) menjadi Easter (April). Kenapa? Karena aku masih belum ada beasiswa, jadi mau gak mau nunggu hasil pendaftaran LPDP-ku yang akan aku ceritakan di bawah ini. 


- Mulai Pendaftaran Australia Award Scholarship (AAS) -

Sebagai awalan, awalnya aku tidak tertarik dengan beasiswa ini, tanpa alasan. Tapi, karena melihat rekan kerjaku, Mas Fakhry yang “ngotot” alias pengen banget daftar beasiswa itu, aku jadi kepikiran. Apakah aku harus daftar juga ya? Soalnya kan sudah nyemplung dimana-mana, sekalian aja basahin gitu. Tapi, rasanya aku masih lelah setelah pendaftaran Fulbright, MNZS, dan Cambridge. Namun, setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk ikutan daftar. 

Sumber: Facebook

AAS adalah beasiswa oleh pemerintah Australia untuk berbagai negara, salah satunya Indonesia. Informasi lengkap mengenai beasiswa ini bisa dilihat di laman https://www.australiaawardsindonesia.org. Beasiswa ini sifatnya fully funded dan detail biayanya bisa dilihat di laman ini https://www.australiaawardsindonesia.org/content/86/12/scholarships-entitlement?sub=true . Kalau dibaca benar-benar, wah, beasiswa ini banyak sekali ya dapatnya. Selain itu, dekatnya Australia dengan Indonesia juga menjadi nilai tambah. Kalau memang ada kesempatan atau ada urusan pribadi, bisa pulang dengan biaya sendiri gitu masih. Beasiswa ini juga memberikan syarat yang lebih mudah untuk golongan-golongan tertentu yang disebut Equity Target Groups (kaum disabilitas, disadvantaged women, dan masyarakat dari daerah afirmasi) sehingga mereka bisa memiliki kesempatan yang lebih untuk diterima oleh beasiswa tersebut. Selain itu, bedanya beasiswa ini adalah memiliki program studi yang menjadi rekomendasi (yang sepertinya menjadi salah satu kriteria penilaian dan bisa meninggikan kesempatan untuk diterima). 

Syarat-syaratnya adalah:

  • Data pribadi.

  • Latar belakang pendidikan. 

  • Latar belakang kewarganegaraan.

  • Kontak dan alamat domisili.

  • Program studi dan universitas tujuan. 

  • Esai dengan pertanyaan: 1) mengapa memilih jurusan dan universitas tersebut? 2) apa dampak dari studi Anda terhadap karir, kehidupan, dan masyarakat? 3) bagaimana pengalaman Anda dalam menyelesaikan sebuah tantangan atau reformasi? 4) cara-cara dalam mengimplementasikan hasil studi dalam kehidupan sehari-hari seperti apa? 5) halangan apa saja yang mungkin ada kedepannya?

  • IELTS dengan skor minimum berbeda-beda, tergantung mendaftar melalui jalur apa. 

  • Latar belakang pekerjaan. 

  • Latar belakang pengabdian masyarakat. 

  • Latar belakang organisasi profesional. 

  • Latar belakang jaringan dan kualitas kepemimpinan.

  • Dokumen pendukung (akta kelahiran, KTP, CV, transkrip akademik, ijazah, Nominating Declaration Agency atau sejenis surat rekomendasi, dan SK PNS)

Jujur saja, esai ini menurutku salah satu yang paling sulit. Mungkin juga karena di titik ini, rasanya udah capek bikin-bikin esai terus (huhu). Tapi secara objektif, pertanyaan-pertanyaan disini itu bisa terbilang agak beda dan baru dari yang beasiswa-beasiswa maupun kampus sebelumya. Jadi aku tetap harus menambahkan ide baru yang mana membuat aku mikir lagi. Namun, pada akhirnya semuanya berhasil aku selesaikan di 3 Mei.

Surel penolakan AAS :(

Satu setengah bulan kemudian, tepatnya pada 27 Juni 2023, surel dari panitia datang. Aku dinyatakan TIDAK LOLOS di seleksi tahap awal ini. Tidak ada alasan spesifik yang diberikan, namun aku mengira karena memang esaiku yang kurang kuat. Mood masih capekku tentu mempengaruhi dalam pembuatan esai ini dan akhirnya panelis menilainya kurang kuat. Tak apa, Australia memang baik pendidikannya, tapi tidak pernah menjadi pilihan pertamaku karena spesialisasinya tidak seperti yang aku mau. Mari kita berjuang kembali!


- Berkenalan dengan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) -

Beasiswa ini adalah salah satu beasiswa unggulan yang ada di Indonesia (mungkin memang yang paling unggul sih). Selain merupakan produk lokal, beasiswa ini juga sudah banyak alumninya di BMKG. Keuntungan lainnya adalah fully funded. Yup! Semua kebutuhan mahasiswa selama kuliah S2 maupun S3 akan ditanggung dengan syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh pihak LPDP. Setiap tahunnya, LPDP membuka dua kali pendaftaran. Pertama di awal tahun (Januari - Februari) dan kedua di tengah tahun (Juni - Juli). Di tempat kerja aku sendiri ada Mas Gatut dan Mbak April yang sudah lulus kuliah di ITB dengan pembiayaan dari LPDP.

Sumber: Wikipedia

Beasiswa ini ditujukan untuk masyarakat manapun di Indonesia yang terbagi ke dalam tiga jenis, targeted, afirmasi, dan umum. Masing-masing jenis ini juga ada pembagiannya lagi lebih spesifik yang bisa langsung kalian kepoin di https://lpdp.kemenkeu.go.id. Aku sendiri kemarin ikut yang jalur targeted PNS/TNI/Polri tahap 2. Pendaftarannya dibuka pada 9 Juni 2023 dan ditutup pada 9 Juli 2023. Universitas yang masuk dalam pembiayaan LPDP ini cukup banyak, termasuk universitas-universitas top dunia. Lagi-lagi, sebenarnya exhausted, tapi aku memaksakan diri untuk ikut karena hingga saat ini tidak ada beasiswa yang menerimaku. 

Oke, aku mulai dengan membuat akun di portal pendaftaran mereka dan melengkapi syarat-syaratnya. Syarat-syaratnya adalah:

  • Data diri, media sosial, pendidikan terakhir, dan keluarga - dilengkapi di laman awal portal, sebelum masuk ke laman pendaftarannya.
  • Tiga universitas pilihan - bisa diluar negeri maupun di dalam negeri. 
  • LoA Unconditional - jika ada saja. Pemilik LoA ini dapat keistimewaan untuk tidak mengikuti tahapan tes bakat skolastik. 
  • Data pekerjaan.
  • Esai penilaian diri - dimana kita harus menjabarkan mengenai a) kekuatan/kelebihan, b) kelemahan/kekurangan, c) pengalaman membanggakan, d) pengalaman kurang membanggakan, e) hal terakhir yang diajarkan pada diri sendiri, f) kesalahan yang pernah dilakukan selama belajar/bekerja, g) tugas diluar ruang lingkup yang seharusnya, dan  h) pembeda dari peserta lainnya. Lah banyak juga.
  • Pengalaman organisasi - aku isi dari SMP sampai kuliah sih.
  • Prestasi - sama, aku isi sejak SMP - kuliah. 
  • Kemampuan bahasa - yang diisi dengan hasil tes IELTS.
  • Pengalaman pelatihan/workshop - usahakan yang terbaru dan berkaitan dengan kuliah/pekerjaan.
  • Pengalaman riset.
  • Karya ilmiah - yang terpublikasi.
  • Konferensi dan seminar - baik sebagai panitia, peserta, maupun pembicara. 
  • Penghargaan.
  • Surat rekomendasi/usulan.
  • Dokumen pendukung - KTP, SK jabatan untuk PNS, ijazah pendidikan terakhir, transkrip akademik, Surat Pernyataan Beasiswa Pendidikan Indonesia (format disediakan), dan Surat Pernyataan Kerahasiaan Wawancara (format disediakan).
  • Esai komitmen kembali ke Indonesia, rencana pasca studi, dan rencana kontribusi di Indonesia - esai ini agak panjang dan dibebaskan mau dibentuk seperti apa gayanya. 

Semua persyaratan tadi aku lengkapi sembari memperhatikan hasil konsultasi dengan Schoters. Selagi membuat esai, aku juga sambil bekerja, dinas luar, dsb. Namun, alhamdulillah-nya, Allah lancarkan semua prosesnya hingga aku bisa menyelesaikan di akhir Juni dan langsung mengumpulkan semua persyaratannya sewaktu aku kegiatan preventive maintenance di Banyuwangi.

Post a Comment

0 Comments