Advertisement

Responsive Advertisement

07. November (and LOTS OF TIPS)

Do you remember? Bukan, itu untuk September ya gais. Bulan ini jadi titik kulminasi (asik) dari segala perjuanganku selama hampir setahun aku mencari kampus dan beasiswa. Secara umumnya seperti itu, mari kita detailkan satu-persatu. 

 

- Pengumuman Beasiswa LPDP -

Setelah September-Oktober yang sangat hectic (SUMPAH!), akhirnya kita masuk ke bulan November. Biasalah namanya akhir tahun di kantor itu penuh dengan kegiatan kan, tapi di November ini, akhirnya bisa merasakan kerja dengan laju yang biasa kembali. Waktu itu aku lagi dinas siang bertepatan dengan pengumuman akhir dari serangkaian kegiatan seleksi LPDP. Enggak terlalu deg-deg-an, bukan karena percaya diri bakal lolos, tapi karena sudah berdoa untuk diberikan yang terbaik dan diberikan kelapangan dada mengenai apapun hasilnya. Alhamdulillah, doanya ternyata manjur, tapi yang namanya rasa penasaran masih ada aja sih. 

Aku dinas sambil ngecek laman pengumuman berkali-kali. Hingga maghrib tiba, masih belum ada pengumuman sama sekali. Ditinggal beli makan dan beraktivitas seperti biasa hingga tidak terasa, tiba-tiba sudah pukul 20:30, 30 menit menuju waktu pulang. Karena aku tidak ingin pulang lalu tidur dengan rasa penasaran, akhirnya aku coba untuk sekali lagi cek pengumumannya. WAH! SUDAH ADA! Bismillah, dalam hatiku, aku mencoba untuk meneguhkan hati kembali untuk dapat menerima apapun hasil yang nantinya aku terima. Klik! Laman terbuka dan terlihat tulisan LOLOS disana. 

I did it!

Alhamdulillah, semuanya masuk akal rasanya sekarang. Rasa sabar, minder, gak percaya diri, dan lelah yang aku rasakan selama mengurus semuanya rasanya terbayar tunai. Doa orang tua yang tak putusnya mengiringi semua perjalananku juga rasanya lunas semuanya. Tentu, ini semua kuasa Allah SWT yang merupakan hasil kerjasama antara aku, orang-orang di sekitarku, dan doa-doa yang terus dipanjatkan. Aku segera mengemas semua barang untuk pulang dengan gembira. Sebelum di jalan, aku menelepon orang tua sebentar untuk mengabari dan mereka turut senang (walaupun mengganggu waktu tidur mereka HAHA). 

Selesai menelepon, I hit the road with Renaissance album on my ear.

You won’t break my soul

You won’t break my soul

You won’t break my soul

You won’t break my soul

and I’m telling everybody

everybody.


- Cambridge’s Self Language Assessment -

Karena LPDP-nya sudah aku tangkap, sekarang aku fokus untuk menyelesaikan satu syarat besar lainnya, yaitu bahasa. Mulai dulu aku sudah disarankan oleh tim pendaftaran untuk mengikuti tes bahasa mandiri dari Cambridge, namun tidak cepat kulaksanakan karena takut hasilnya tidak lulus. Tapi, sekarang ini beasiswanya sudah ada, jadi aku harus cepat-cepat tes agar hasil lolos atau tidaknya segera ada di tangan. Aku memberanikan diri untuk mengirim surel ke Cambridge Language Center. Tak lama, langsung dibalas dan aku diberi akses ke laman tes nya.

Tesnya terdiri atas empat bagian, sama dengan IELTS, namun di bagian speaking-nya itu tidak wajib. Mereka meminta nomor ponselku untuk dihubungi jika memang perlu untuk mengadakan tes speaking. Masing-masing bagian tes-nya pun berbeda dengan IELTS. Di bagian reading, itu kita diberi bacaan dan pertanyaan yang harus dijawab dengan esai. Listening mengharuskan kita untuk mendengarkan beberapa bacaan dan setelah itu kita diminta untuk memberikan beberapa pernyataan sesuai dengan pertanyaan. Sedangkan di bagian writing, kita diminta untuk menuliskan beberapa paragraf dengan tema yang sudah ditentukan. Semuanya bentuknya esai, tidak ada yang pilihan ganda.

Secara umum, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan lebih mudah. Dipermudah lagi dengan tidak adanya batas waktu pengerjaan (mantap kan). Tapi mereka menyarankan untuk mengerjakan dibawah tiga hari agar cepat selesai juga. Walaupun ini tesnya tidak diawasi, mereka berharap kita untuk jujur, tidak membuka kamus dan alat bantu lainnya. Aku menaati itu semua, kecuali waktu pengerjaan dimana setelah empat hari dari surel aku baru berani mengumpulkan lagi. Sebenarnya dua hari pun sudah selesai, tapi mengumpulkan mental untuk menerima hasil dan juga mengoreksi agar semakin ciamik hasilnya. 

Setelah yakin, waktu ada training bidang, akhirnya aku kumpulkan. Bismillah dan alhamdulillah-nya, aku dapat hasil yang positif beberapa hari kemudian. Puji Tuhan! Walaupun sebenarnya mereka tetap menyarankan aku untuk ikut les tambahan di Language Center. Tapi biayanya mahal dan tidak dibayarin sama LPDP, jadi ya good bye. Insyaallah, seiring berjalan waktu juga aku yakin  bahasa Inggrisnya bakal menyesuaikan disana. Jadi, ya, bismillah saja untuk semuanya kedepannya. Mari kita lanjutkan semua prosesnya ~

 

- TIPSTIPSTIPSTIPS -

a. Mencari dan Pendaftaran Beasiswa

  1. Ada banyak macam beasiswa yang ada diluar sana, cari beasiswa yang paling sesuai dengan tujuan kuliahmu! LPDP punya range universitas yang luas dan full funding coverage, Fulbright hanya untuk di Amerika Serikat dan partial funding, MNZS hanya untuk di NZ dan full coverage, dsb. 
  2. Beasiswa full coverage lebih menguntungkan, karena kita tidak perlu pusing memikirkan biaya dan bisa fokus kuliah. Namun, jika dapatnya yang partial funding, do not be worried! Banyak pilihan beasiswa lainnya yang bisa menutupi kekurangan biayamu disana. 
  3. Catat timeline beasiswa di kalendermu dan persiapkan diri dengan baik sebelum itu. Kadang kita gak sadar kalau deadline A sudah lewat karena gak dicatat. Gunakan ponsel pintarmu untuk ini!
  4. Karena sendirian itu tidak enak, cari temen. Aku cari teman-teman yang punya semangat yang sama untuk saling dukung perihal perkuliahan ini. Bahkan kita daftar beasiswa dan kampus sama-sama. 
  5. Selain itu, kalian juga bisa gabung komunitas-komunitas beasiswa. Ada banyak kok grup-grup gratis di Telegram, WhatsApp, dll yang banyak bagiin info-info beasiswa. Dari sana bisa termotivasi untuk ini itu juga. 
  6. Tingkatkan literasi, pelajari semua ketentuan dan informasi beasiswa dengan lengkap sebelum mendaftar. Hal ini untuk memastikan memang beasiswa ini sesuai dengan arah studi dan preferensi pribadimu. Semua informasi pasti dikasih di laman web masing-masing kok, jadi tinggal malas atau rajin membacanya saja. 
  7. Untuk kalian yang PNS, jangan lupa konsultasi sama atasan mengenai keinginan kuliah ini. Dalam kasusku, mereka juga yang menginspirasi banyak dalam perjalananku. 

b. Mencari Universitas dan Pembimbing

  1. Tentukan arah studimu mau kemana dengan identifikasi potensi riset atau identifikasi apa yang pingin kamu pelajari kedepannya. Hal ini bisa didasarkan pada permasalahan apa yang ada di tempat kerja atau masyarakat. 
  2. Setelah itu, mulai pilah-pilih universitas. Cara pertama adalah dengan pilih berdasarkan preferensi pribadi pinginnya dimana. Ya kalau ini udah terserah aja lah ya mau gimana. 
  3. Cara kedua adalah dengan cari calon pembimbing yang punya fokus akademik sama dengan fokus arah studimu. Lalu kamu bisa dekati pembimbing tersebut dan setelah terjalin hubungan, daftarlah ke universitas tempat pembimbing itu bekerja.
  4. Mencari calon pembimbing ini memang butuh banyak waktu sih. Kalau sudah dapat dan ingin menghubungi, jangan lupakan tata krama. Perkenalkan diri kamu siapa, kerja dimana, bertanggung jawab atas apa, mau meneliti masalah apa, dan kaitkan dengan kontribusi dia selama ini di bidang yang kamu minati. 
  5. Ada dua mode kuliah, yang pertama adalah by coursework atau kelas. Riset selengkap-lengkapnya di program studi yang akan didaftar itu kelas-kelasnya sudah sesuai dengan apa yang mau dicapai atau tidak. Kebanyakan universitas memberi daftar kelas apa saja yang bisa diambil untuk program tertentu kok, jadi ya rajin-rajin ngulik aja. 
  6. Selain itu, penting untuk riset mengenai detail program studinya, seperti berapa lama studi, struktur kurikulum, dan bakal ngapain aja disana. 
  7. Tipe yang kedua adalah by research. Kalau bisa, persiapkan risetnya sejak sebelum memulai perkuliahan agar nanti waktu kuliah bisa lebih santai dan punya waktu banyak untuk melakukan hal lain di negara orang. 
  8. Kalau sudah mantap mau dimana, pelajari tata cara pendaftarannya. Pendaftaran ini soalnya suka ribet. Pahami dokumen-dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan dan jika dibutuhkan uang pendaftaran, disiapkan ya. 
  9. Ini tips remeh, tapi buat aku yang waktu itu gak tau, menurutku penting. Untuk pembayaran uang pendaftaran ke universitas luar negeri, persiapkan layanan untuk pembayaran internasional itu. Kalian bisa pakai Bank Jago, Jenius, atau bank lokal dengan perantara Flip. 
  10. TELATEN! Udah pasti pendaftaran itu ribet, jadi ya kudu telaten gaes. 
  11. Kalau kalian ke universitas di luar negeri, kadang butuh untuk menerjemahkan dokumen ke bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah dan siapkan uang untuk itu ya!
  12. Sediakan waktu untuk refleksi untuk mengisi esai-esai pendaftaran dan minta bantuan teman atau layanan bimbingan persiapan kuliah seperti Schoters untuk meninjau kualitas esai kalian. 
  13. Kalau sudah punya timeline pendaftarannya, JANGAN JADI DEADLINER. Usahakan seminggu sebelum tutup pendaftarannya, kalian selesaikan semua dokumen dan esai. Di seminggu terakhir itu, silahkan finalisasi, dibaca-baca apa yang kurang dsb. Setelah itu H-3 atau H-2 tutup pendaftaran, langsung submit saja, mengantisipasi server penuh.

c. Wawancara Universitas dan Beasiswa

  1. Buat daftar pertanyaan dan antisipasi jawabannya. Buat jawaban sepadat dan sejelas mungkin. Yang penting adalah, menjawab pertanyaannya dengan tidak berbelit-belit.
  2. Wawancara adalah tahapan panitia untuk melihat keseriusan kita, maka dari itu kuasai esaimu! Buat jawaban-jawaban yang akarnya dari esai dan tambahkan pendukung-pendukung yang berhubungan. 
  3. Buat jadwal dan timeline untuk latihan. Latihan rutin bisa membuat kita tau dimana letak kekurangan-kekurangan jawaban kita dan membuat kita lebih hafal sama jawaban apa yang harus kita keluarkan saat ditanya sesuatu. Apalagi yang tujuannya keluar negeri, harus lebih banyak latihan dengan bahasa Inggris. 
  4. Kalau ada komunitas, tanyakan kepada mereka untuk bantu latihan wawancaramu. Kasih mereka outline dari wawancaranya seperti apa agar mereka tahu akan memberikan pertanyaan seperti apa. Selain itu, kalau bisa orangnya beda-beda agar tahu dari banyak perspektif mengenai kekurangan kita. 
  5. Untuk menghindari kegugupan saat wawancara, H-1 wawancara digunakan untuk merilekskan diri dengan tidak latihan wawancara. Di hari itu, usahakan hanya baca-baca poin-poin wawancara agar jawabannya masih bisa teringat dengan baik di otak. 
  6. Saat wawancara, senyum, agar kamu terlihat nyaman dimata pewawancara, dan kenyamanan pewawancara itu terpancar sehingga membuat kamu merasa makin rileks. 
  7. Kadang ada jawaban yang perlu mikir terlebih dahulu, kamu bisa buying time dengan memberikan pengulangan dan terima kasih setiap habis ditanya oleh pewawancara (contoh: “Baik, terima kasih atas pertanyaan tersebut. Mengenai blablabla…"). Tapi, jangan setiap pertanyaan diberi awalan gitu juga ya. Takutnya akan jadi membosankan.
  8. Cari tempat yang steril agar tidak terganggu oleh berisiknya lingkungan sekitar. 
  9. Sebelum wawancara, jangan sampai kurang tidur karena jelas kondisi badan mempengaruhi perasaan kita dan jalannya wawancara nanti. Selain itu, usahakan buang air sebelum wawancara agar tidak kebelet saat wawancara.

Post a Comment

0 Comments